Persahabatan dan Kematian Part 13
Di dalam villa, Shilla berhadapan
dengan sosok Kiki.
“Kiki?” panggil Shilla.
“Iya, ini aku, Shil” jawab Kiki.
“Kenapa, Ki?” tanya Shilla.
Terlihat seulas senyum sinis di bibir Kiki yang pucat.
“Aku benci dengan hidupku, Shil.
Aku benci kamu” jawab Kiki dengan nada yang penuh kebencian.
“Kita selalu bersama dari lahir.
Saat aku bahagia, kamu juga bahagia. Sekarang aku menderita, jadi aku ingin
kamu menderita bersamaku” lanjut Kiki. Shilla berpikir sejenak.
“Kamu bukan Kiki yang aku kenal.
Kiki bukan orang yang egois” kata Shilla.
“Siapa kamu sebenarnya?” tanya
Shilla. Sosok Kiki tiba-tiba menghilang. Pada saat itu juga, Cakka dan Alvin
masuk ke dalam villa.
“Shilla, lo nggak apa-apa?” tanya
Alvin. Shilla mengangguk.
“Lo ketemu Kiki?” tanya Cakka.
Shilla menggeleng.
“Dia bukan Kiki yang gue kenal”
jawab Shilla. Lalu, Alvin mengajak Shilla dan Cakka untuk keluar dari villa. Di
luar kegelapan masih mencekam.
“Ray, Rio dan Ify mana?” tanya
Shilla.
“Kita berdua nggak berhasil
ngejar Rio. Ray sama Ify tiba-tiba aja menghilang” jawab Alvin.
“Kita harus cepat nemuin mereka
sebelum hal yang nggak kita inginin terjadi” kata Shilla. Tiba-tiba sosok lain
datang menghampiri mereka.
“De..a?” panggil Alvin. Sosok Dea
hanya diam. Alvin mendekat menghampiri Dea.
“Kenapa kamu bunuh kakak aku,
Dea?” tanya Alvin. Alvin melihat Dea menangis.
“Dia yang bunuh aku” jawab Dea.
Alvin terkejut. Ia tidak percaya kalau kakak yang sangat dicintainya adalah
seorang pembunuh.
“Kenapa?” tanya Alvin.
“Karena kamu” jawab Dea. Alvin
tidak mengerti dengan perkataan Dea.
“Maksud kamu?” tanya Alvin.
“Kakak yang sangat kamu sayangi
itu sebenarnya punya niat jahat. Dia inigin bunuh kamu, Vin. Dia bunuh aku
karena aku tau rencana dia” jawab Dea.
“Aku nggak ngerti, Dea. Kenapa
kakak mau bunuh aku?” tanya Alvin.
“Karena harta. Dia tau kalau
suatu hari nanti harta warisan papa kamu akan jatuh ke tangan kamu, Vin. Dia
nggak rela. Kamu tau kenapa?” tanya Dea. Lalu melanjutkan.
“Karena kamu bukan anak kandung
papa kamu” kata Dea. Alvin benar-benar terkejut mendengar kata-kata Dea.
“Apa? Nggak, nggak mungkin” kata
Alvin.
“Kamu harus terima kenyataan,
Vin. Dan sekarang urusanku sudah selesai. Aku nggak akan ganggu hidup kamu
lagi. Aku benar-benar akan pergi dari dunia ini. Semoga kamu bahagia, Vin” kata
Dea, lalu sosok Dea menghilang meninggalkan Alvin yang sangat terkejut mendengar
kenyataan itu. Shilla dan Cakka merangkul Alvin.
“Satu persoalan selesai” kata
Cakka.
*
Di sebuah hutan, Ify dan Ray
berurusan dengan sosok lain.
“Olivia, kenapa kamu bunuh
mereka?” tanya Ray.
“Gara-gara merekalah aku keluar
dari band itu, Ray” jawab Olivia.
“Apa?” Ray tidak percaya.
“Ya, kamu ingat kan, kita nggak
jadi tampil karena tangan kamu patah gara-gara nyelametin aku?” Ray mengangguk.
“Mereka bilang aku penyebab band
kita nggak jadi tampil dan mereka juga bilang lebih baik aku keluar daripda
terus-terusan membawa sial” kata Olivia. Ray benar-benar terkejut. Selama ini
dia hanya tahu kalau Olivia keluar dari band karena dia ingin konsentrasi pada
sekolahnya. Kabar terakhir yang Ray dengar kalau Olivia kecelakaan dan
meninggal. Lalu Olivia melanjutkan.
“Karena itulah kamu selamat dalam
kecelakaan bus itu, Ray” kata Olivia. Ray mulai mengerti semuanya.
“Maafin aku, Oliv” kata Ray.
Terlihat sebuah senyum tipis di bibir Olivia yang pucat. Senyum itu penuh
ketulusan.
“Aku nggak marah sama kamu, Ray.
Dan sebelum aku benar-benar pergi dari dunia ini, aku mau bilang kalau selama
ini aku cinta sama kamu. Aku bener-bener sayang sama kamu, Ray. Aku harap kamu
selalu bahagia. Aku nggak akan ganggu kehidupan kamu lagi” kata Olivia. Olivia
meneteskan airmata. Ify terharu melihat peristiwa yang berlangsung di depannya.
Tak lama kemudian, sosok Olivia benar-benar menghilang dari hadapan Ray dan
Ify.
“Aku juga sayang sama kamu,
Oliv!!!” teriak Ray. Ray menangis. Ify menghampiri Ray lalu memeluknya.
“Ray, Ify” panggil Cakka. Mereka
bertiga akhirnya menemukan Ray dan Ify.
“Lo berdua baik-baik aja, kan?”
tanya Shilla. Ify mengangguk.
“Iya, gue nggak apa-apa” jawab
Ray menghapus airmatanya.
“Apa yang terjadi, Fy?” tanya
Alvin.
“Ceritanya panjang, kak. Tapi,
satu masalah udah selesai” jawab Ify.
“Dua. Masalah Dea dan Alvin juga
udah selesai” kata Cakka.
“Ha? Gimana ceritanya, kak?”
tanya Ify.
“Nanti kakak ceritain. Yang
jelas, kakak ini bukan kakak kandung kamu, Fy. Kakak udah tau semuanya” jawab
Alvin. Ify terkejut. Tapi, untuk sementara ia simpan rasa penasarannya.
“Rio mana?” tanya Ray. Cakka
menggeleng.
“Gue nggak tau dia dimana” jawab
Cakka.
“Shilla…” sebuah suara memanggil
Shilla.
“Kiki?” Shilla menoleh ke
belakang. Tidak ada siapa-siapa disana. Suara it uterus memanggil Shilla.
Mereka berlima menelusuri asal suara itu. Sampailah mereka di sumber suara itu.
Itu adalah Kiki.
“Kiki..” panggil Shilla.
“Shilla, kamu tau? Aku sangat
benci sama kamu. Setelah aku lumpuh, aku bukanlah anak kebanggaan papa lagi.
Aku selalu dibanding-bandingkan denganmu” kata Kiki.
“Aku selalu menghantui kamu
sampai akhirnya kamu dimasukkan ke rumah sakit jiwa oleh mama dan papa. Dan
kamu tahu apa yang aku rasain waktu itu?” tanya Kiki. Lalu ia melanjutkan.
“Aku puas” jawab Kiki. Shilla
tidak bisa lagi menahan airmatanya. Lalu, Kiki menatap Cakka.
“Cakka, kamu tau kalau aku yang udah ngebunuh pak Jo kesayangan kamu itu?” tanya Kiki. Cakka terkejut.
“Cakka, kamu tau kalau aku yang udah ngebunuh pak Jo kesayangan kamu itu?” tanya Kiki. Cakka terkejut.
“Lo…” geram Cakka. Alvin mencoba
menenangkan emosi Cakka.
“Penasaran kenapa aku bunuh dia?
Karena dia yang udah bikin aku lumpuh. Dia yang nabrak aku” kata Kiki.
“Lo kejam, Ki” kata Cakka. Shilla
tak tahan melihat Cakka.
“Kiki, kamu harusnya sadar kalau
Shilla itu kembaran kamu. Shilla itu bagian dari kamu” kata Ify.
“Omong kosong” kata Kiki.
“Ki, aku tahu kamu masih punya
hati” kata Alvin.
“Kiki, aku tau kamu benci sama
aku. Tapi, sekejam apapun kamu sama aku, aku akan selalu sayang sama kamu.
Karena kamu itu bagian dari aku. Kamu kembaran aku” kata Shilla. Kiki tertegun
mendengar perkataan Shilla. Airmatanya pun menetes.
“Kiki, Shilla itu benar-benar
sayang sama kamu” kata Ray.
“Kamu benar. Aku nggak akan
pernah bisa menang dari dia. Aku emang benci dia. Tapi, aku sangat sayang sama
dia” kata Kiki. Kiki menghampiri Shilla lalu memeluknya.
“Maafin aku, Ki” kata Shilla.
“Nggak, Shil. Aku yang harusnya
minta maaf” kata Kiki. Ia menoleh pada Cakka.
“Maafin aku, Cak” kata Kiki.
“Semua udah terjadi. Gue nggak
bisa apa-apa lagi” kata Cakka.
“Udah saatnya aku pergi. Tolong
jaga Shilla” kata Kiki. Ia mencium kening Shilla, lalu menghilang. Cakka
menghampiri Shilla dan memeluknya.
“Gue harap lo bisa maafin Kiki,
Cak” kata Shilla.
“Gue emang bukan orang yang
gampang maafin orang, tapi gue akan coba relain kepergian pak Jo dan mulai
maafin Kiki” jawab Cakka. Tiba-tiba terdengar suara teriakan seorang cowok dari
sisi lain hutan itu.
“Rio!” kata Alvin. Mereka berlima
berlari mencari keberadaan Rio. Dan betapa terkejutnya mereka melihat
pemandangan yang ada dihadapan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar