Rio sudah terjatuh ke tanah dalam
keadaan penuh darah. Di depannya berdiri sosok Tian.
“Rio!” panggil Shilla. Shilla
bermaksud untuk menghampiri Rio tapi dicegah oleh Cakka. Rio berusaha untuk
berdiri.
“Ini bukan kak Tian yang dulu”
kata Rio sambil menghapus darah di bibirnya.
“Aku memang bukan Tian yang dulu”
jawab Tian.
“Aku mau kamu ngerasain
penderitaan aku, Rio” lanjut Tian. Rio terdiam.
“Oke, kalau memang itu mau kakak.
Kakak boleh bunuh aku. Tapi aku mohon, kakak jangan sakitin mama, mama udah
cukup menderita sejak kehilangan papa. Satu lagi, aku mau kak Tian tau kalau
kakak akan selalu jadi kakak yang aku banggain. Aku sayang kakak” kata Rio.
Tian terdiam mendengar
perkataan Rio. Ia tersenyum lalu berjalan menghampiri Rio.
perkataan Rio. Ia tersenyum lalu berjalan menghampiri Rio.
“Jangan!” kata Alvin. Terlambat.
Tian memukul perut Rio dengan tinjunya. Rio terjatuh dan seketika itu juga,
sosok Tian menghilang dari hadapan mereka berenam. Shilla berlari menghampiri
Rio, diikuti oleh teman-temannya yang lain. Matahari perlahan menampakkan
sinarnya.
“Berakhir. Semuanya udah
berakhir” kata Rio di pangkuan Shilla. Setelah itu, Rio tak sadarkan diri.
*
Ketika Rio membuka matanya. Ia
sudah berada di sebuah lorong yang gelap.
“Gue dimana?” tanya Rio. Ia terus
melangkah tanpa tahu arah tujuannya. Ia melihat seberkas cahaya di depannya. Ia
berlari menuju ke arah cahaya itu.
“Dimana, nih?” tanya Rio.
Tiba-tiba, ia melihat Keke datang menghampirinya.
“Keke!” seru Rio. Rio memeluk
keke.
“Gue kangen banget sama lo, Ke”
kata Rio.
“Gue juga, Yo” jawab Keke. Lalu,
datang Deva dan papa Rio.
“Deva, papa!” seru Rio lagi. Rio
memeluk papanya.
“Rio kangen, pa” kata Rio.
“Iya, sayang. Papa juga kangen
sama kamu” kata papa Rio.
“Woy, bro. Gue kangen sama lo”
kata Deva.
“Gue juga, Dev” kata Rio. Setelah
itu, Rio melihat seseorang yang sangat dikenalnya datang menghampirinya.
“Ngapain kamu disini? Balik
sana!” kata Tian.
“Kak Tian!” seru Rio.
“Bukannya kalian semua mau jemput
Rio?” tanya Rio.
“Geer banget lo, Yo. Kita kesini
mau nyuruh lo balik. Ntar kalo lo ikut kita, nyokap lo sama siapa?” jawab Keke.
“Iya, biar gue yang jagain Keke.
Lo jagain nyokap lo sama si Motty aja” kata Deva.
“Sana pulang” suruh Tian. Rio
menatap kakaknya itu. Tian tersenyum sangat tulus pada Rio.
“Udah, papa aku yang jaga. Kamu
jaga mama” kata Tian. Rio memeluk kakaknya itu. Ia membisikkan sesuatu.
“Thanks, kak. Kakak nggak jadi
bunuh aku” kata Rio. Tian mengerutkan dahinya. Ia membalas bisikan Rio. Rio
terkejut sesaat. Lalu ia mengangguk.
Setelah membisikkan itu, dalam
sekejap Rio sudah berada di sebuah ruangan besar berwarna putih. Bau obat
sangat menyengat disana. Perlahan-lahan Rio membuka matanya.
“Rio, kamu udah sadar, nak?”
tanya mama Rio.
“Ma..” panggil Rio.
“Hei, bro. Udah sadar lo?” kata
Alvin.
“Iya. Gue dimana?” tanya Rio.
“Di rumah sakit” jawab Cakka. Rio
mencoba mengingat satu per satu kejadian yang menimpa dirinya. Ia ingat saat ia
pergi ke villa itu dengan teman-temannya, ia ingat dengan pertemuannya dengan
kak Tian di hutan dan ia ingat tadi ia bertemu dengan Keke, Deva, papa dan kak
Tian di ruangan lain yang
entah apa namanya.
entah apa namanya.
“Rio, mama ke ruangan dokter
dulu, ya” kata mama Rio. Rio mengangguk.
“Oh ya, nyokap gue udah sembuh
ya?” tanya Rio.
“Iya, kemarin Shilla jemput
nyokap lo di rumah sakit. Kata dokter nyokap lo bener-bener sembuh total” jawab
Alvin.
“Thanks yah, Shil” kata Rio.
Shilla tersenyum.
“Yo, lo tau nggak kalo lo itu
koma tiga hari” kata Cakka. Rio melongo.
“Ha? Yang bener lo?” tanya Rio.
Cakka mengangguk.
“Oh ya, Ray sama Ify mana?” tanya
Rio.
“Tadi pergi makan siang” jawab
Cakka. Tiba-tiba pintu kamar tempat Rio dirawat diketuk.
“Masuk” kata Alvin. Ray masuk
bersama Ify.
“Kak Rio? Udah sadar, kak?” tanya
Ify. Rio mengangguk.
“Wah, hero kita udah sadar nih”
kata Ray.
“Hero?” tanya Rio.
“Hahaha…pengorbanan lo besar, Yo.
Nyawa taruhannya” jawab Ray. Rio tertawa.
“Bener-bener berakhir ya?” tanya
Rio. Teman-temannya mengerti apa yang dibicarakan Rio. Shilla mengangguk.
“Semuanya udah terungkap, Yo”
kata Cakka.
“Maksud lo?” tanya Rio. Cakka
menceritakan semuanya pada Rio. Rio terkejut mendengar cerita dari
teman-temannya.
“Jadi, lo bukan anak kandung
bokap lo, Vin?” tanya Rio. Alvin mengangguk.
“Iya. Tapi nggak apa-apa. Toh
sekarang sikap bokap ke gue udah berubah. Gue sekarang udah tinggal bareng
bokap sama Ify lagi” jawab Alvin.
“Gue juga, yo. Sekarang gue
tinggal sama nyokap dan bokap gue lagi. Cakka bantuin gue supaya mereka mau
nerima gue lagi” kata Shilla. Rio senang jika teman-temannya bahagia.
“Gue balik ke kostan lagi, Yo.
Gue mau kuliah. Lagian kostan gue deket sama kampus” kata Ray. Rio
manggut-manggut. Setelah itu dokter datang untuk memeriksa keadaan Rio. Dokter
mengatakan kalau
kondisi Rio sudah stabil. Tapi, masih harus berisitirahat di rumah sakit.
kondisi Rio sudah stabil. Tapi, masih harus berisitirahat di rumah sakit.
Dua hari kemudian, Rio sudah
diperbolehkan untuk pulang.
“Welcome home, Rio” seru
teman-temannya.
“Thanks” kata Rio. Rio diantarkan
ke kamarnya. Lalu, Rio, mamanya dan teman-temannya makan bersama. Mama Rio
masak masakan yang sangat lezat dan banyak.
“Wah, udah lama nggak makan
masakan mama” kata Rio. Rio melahap semua masakan mamanya.
“Buset, perut apa gentong tu?”
tanya Ray.
“Hahaha..yah, namanya juga orang
kelaparan. Bosan makan makanan rumah sakit melulu” jawab Rio.
“Alah….baru juga dua hari lo
makan makanan rumah sakit” kata Cakka. Rio tertawa.
“Oh ya, besok lo semua ke rumah
gue ya” kata Cakka.
“Ha? Ada apa?” tanya Ify.
“Bokap gue pulang. Bawa banyak
makanan. Lo semua pada mau, kan?” tanya Cakka.
“Ya iyalah” jawab mereka semua.
Setelah makan bersama, teman-teman Rio pamit untuk pulang.
Sekarang Alvin sudah kembali
tinggal di rumahnya bersama papa dan adiknya, Ify. Ia berhasil memperbaiki
hubungan dengan papanya. Sebenarnya, papa Alvin sangat menyayangi anaknya itu
walaupun Alvin bukan anak kandung. Shilla juga tidak tinggal di rumah Cakka
lagi. Cakka menjelaskan pada mama dan papa Shilla kalau Shilla itu tidak gila.
Mereka percaya dan akhirnya Shilla tinggal bersama keluarganya lagi. Dan Ray
kembali menjadi anak kost. Mereka berenam bisa hidup tenang sekarang, tanpa
gangguan bayangan-bayangan hitam seperti dulu lagi.
Next Part >>>>>
Next Part >>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar