Title : I'll Show You
Author: Annis Jo / @annisaadeliaa
Cast: Han Soo Ra (OC). Exo-M Lay&Kris
Support Cast: Eun Ri (OC). Exo-M Tao&Luhan. Exo-K Kai. SNSD Tiffany
Pembukaan:
Ehem....setelah sekian lama ga bikin fanfict akhirnya jadi juga nih ff. Ini fanfict bikinan gue yang kedua, tapi dengan suasana beda(?) yaitu castnya kpop idol. Ini murni hasil pemikiran gue, terinsprasi dari lagunya Ailee - I will Show You. Oh iya ini adalah ff yang gue kirim buat ikut give away nya exoindonesia, cuma sayangnya kalah. Huhu. Maaf kalo ceritanya ga jelas, jelek, aneh, dan lain-lain. Dilarang keras untuk memplagiat dan ngaku-ngaku ye. EXO milik tuhan, orang tua mereka dan SM. TaoKris milik gue *digampar* muahaha. Enjoy~
+++++++++++++++++++++++++++++++++++
"Waeyo Kris? Waeyo??" Tanya Soora, masih tidak percaya Kris memutuskan hubungan mereka.
"Ku rasa...sudah banyak ketidak cocokkan diantara kita." Jawab Kris santai, wajahnya datar, sangat datar. Berbeda dengan Soora yang berusaha mati-matian menahan tangisnya.
"Ku rasa...sudah banyak ketidak cocokkan diantara kita." Jawab Kris santai, wajahnya datar, sangat datar. Berbeda dengan Soora yang berusaha mati-matian menahan tangisnya.
"Sudah tidak ada lagi yang ingin dibicarakan?" Hening, tidak ada jawaban dari Soora. "Aku kembali ke lapangan." Pamit Kris meninggalkan Soora yang menatapnya sedih.
+++
"Sudahlah Soora, berhenti menangisi namja playboy itu eoh." Ujar Eunri berusaha menenangkan sahabatnya. "Sudah ku bilang dulu, Kris hanya mau mempermainkanmu. Dan, benarkan?"
'Hiks...hiks...' Hanya terdengar suara isakkan dari Soora, matanya sudah membengkak dan memerah sudah berjam-jam ia menangisi Kris.
"Lupakan Kris, tunjukkan kalau kau bahagia tanpanya, ok?"
Lagi-lagi hening, hanya terdengar sisa-sisa isakkan Soora.
Eunri melirik jam dinding di kamar Soora, sudah jam 9 malam, berarti sudah 6 jam ia menemani Soora mendengar keluh kesah nya tentang Kris.
"Aku pulang dulu ne? Baik-baik." Pesan Eunri meninggalkan Soora yang masih terisak.
+++
Sudah tiga hari setelah hubungan Soora-Kris berakhir dan kini Kris terlihat bermesraan dengan Tiffany.
"Aku...aku tidak kuat. Hiks. Aku rindu Kris. Hiks." Tangis Soora langsung pecah, untung kelas saat itu sepi karena jam istirahat.
"Yak, Soora...sudahlah jangan menangis. Kau ingin melihat Kris tertawa melihatmu hancur tanpanya eoh? Ayo hapus air matamu!" Soora langsung menghapus air matanya, namun isakkannya masih tersisa. "Good girl! Nah, ayo ke kantin!" Eunri langsung menarik Soora keluar kelas.
"Hoaa, kenapa bangkunya penuh...eh tidak disana masih kosong. Ayo Soora."
"Eh?" Soora hanya pasrah tangannya ditarik-tarik Eunri.
"Ehm, mianhae, bolehkah kami duduk di sini?" Tanya Eunri kepada seorang namja yang duduk sendirian ditempat itu. Namja itu hanya mengangguk kecil, lalu Eunri dan Soora langsung duduk ditempat itu. "Aku tinggal dulu ne?" Soora hanya mengangguk, lalu Eunri melesat menuju stand makanan.
Hening. Suasana sangat canggung antara Soora dan namja itu. Sampai akhirnya namja itu membuka suara. "Eungg...maaf kalau lancang, tapi apa..kau habis menangis?" Tanya namja itu menunjuk mata Soora yang sedikit bengkak.
"Ya, bisa dibilang begitu.."
"Kenapa?"
Baru Soora akan menjawab, tiba-tiba Eunri memotong. "Maaf lama Soora." Eunri langsung mengambil tempat disamping Soora. "Mau?" Tawar Eunri sambil mengacungkan french fries nya. Soora dan namja itu hanya menggeleng. "Okay.." Eunri pun mulai memakan makanannya, lalu hening lagi sampai akhirnya Eunri membuka pembicaraan. "Kau anak baru ya? Aku baru melihatmu hari ini." Tanya Eunri ke namja tadi.
"Ne, tapi sudah sejak sebulan lalu. Zhang Yixing imnida, aku pindahan dari Cina."
"Dari cina? Ah...Kris juga dari Cina. Yak, Han Soo Ra, kenapa kau masih memikirkan namja tiang listrik itu eoh?"
"Aku Eunri, dan ini sahabatku Soora. Dia cantik kan?" Ujar Eunri tiba-tiba.
"Mwo? Yak, kau ngomong apa sih Eunri." Ujar Soora malu-malu, Lay hanya tertawa kecil melihat tingkah dua sahabat itu.
KRINGGG...KRINGGG...
Bel sudah berdering tanda istirahat berakhir. "Cepat sekali belnya. Yak, Lay kami duluan ya. Paipai~" Pamit Eunri sambil menarik Soora secara tiba-tiba. Lagi-lagi Lay hanya tertawa melihat tingkah ajaib dua sahabat itu.
+++
KRINGGG...KRINGGG...KRINGGG...
"Yak, kumpulkan tugas di meja saya jam setengah tujuh, selamat siang." Kyuhyun Sonsaengnim pun meninggalkan kelas.
"Soora-ah kau sudah selesai?" Soora hanya mengangguk kecil. "Ah, kalau begitu aku pinjam bukumu ya? Please..."
"Huh kau selalu saja begitu." Ngedumel Soora, namun ia tetap memberikan bukunya.
"Hehe, gumawo Soora-ah. Kau benar-benar sahabat sejati, muah!" Tiba-tiba Eunri mencium pipi Soora.
"Eww...menjijikan!" Soora langsung mengambil tissue dan menghapus ciuman Eunri dari pipinya. Eunri hanya terkekeh.
Tiba-tiba Kris dan Tiffany lewat dihadapan Soora dan Eunri sambil berpegangan tangan. "Itu jaket darimu kan Soora? Dasar namja tidak tau malu, masih berani ia memakai jaket pemberianmu huh?" Ujar Eunri jutek melihat jaket yang dipakai Kris.
"Sudahlah, ayo pulang." Ajak Soora.
"Hmm...ne."
+++
"Aku pulang..."
"Soora!" Tiba-tiba eomma Soora keluar dan memeluk Soora erat-erat.
"Waeyo? Ada apa, kenapa tiba-tiba memelukku seperti ini?" Tanya Soora curiga.
"Soora, sebentar lagi kau jadi artis!"
"Mwo? Ah eomma jangan bercanda."
"Eomma tidak bercanda changi, beberapa bulan lalu eomma mengirim rekaman suaramu saat bernyanyi ke SM Entertainment, dan mereka memanggilmu untuk audisi langsung menjadi Trainee SM."
"Mwo? Aigo, kenapa eomma langsung mengirimnya tanpa persetujuanku huh? Aku tidak mau.."
"Audisinya hari minggu nanti, masih ada waktu 3 hari untuk berpikir. Soora, eomma tidak memaksa, tapi pikirkan baik-baik, ini kesempatan emas yang tidak datang dua kali."
Soora termenung mendengar ucapan eommanya. Hmm, ada benarnya, tapi...masih ada kegalauan dihatinya. Sepertinya ia harus berkonsultasi dulu dengan Eunri.
"Jadi trainee SM? Ini kesempatan besar untukmu membalas dendam kepada Kris."
"Mwo? Apa hubungannya jadi trainee SM dan balas dendam ke Kris?" Tanya Soora polos.
Eunri memutar bola matanya, "Ya jelas ada hubungannya kalau kau jadi trainee SM dan debut. Kau akan jadi terkenal! Dan Kris pasti akan menyesal memutuskanmu dulu. Dan lagipula dari dulu kau kan bercita-cita jadi penyanyi, ini kesempatan emas untukmu."
Soora berpikir sejenak. Benar kata Eunri, dengan dia menjadi artis pasti Kris akan menyesal memutuskannya dulu, HAHA. Kini hatinya sudah mantap. "Oke, aku akan ikut audisi hari Minggu nanti."
+++
Hari ini Soora dan Eunri ke salon, untuk me make over total penampilan Soora yang bisa dibilang....nerd. "Yak, apa yang kau lakukan? Aku tidak bisa melihat tanpa kacamata!"
+++
Hari ini Soora dan Eunri ke salon, untuk me make over total penampilan Soora yang bisa dibilang....nerd. "Yak, apa yang kau lakukan? Aku tidak bisa melihat tanpa kacamata!"
"Duh, Soora, kau ini kan calon artis. Calon artis itu harus cantik, dan kacamata tebal membosankan ini merusak penampilanmu tau? Lagipula kau kan bisa memakai contact lens." Jawab Eunri panjang lebar.
"Apa...tidak perih memakai contact lens?" Tanya Soora polos.
"Tidak, sudahlah sekarang aku tutup ya matamu."
"Eh?" Tiba-tiba gelap karena Eunri menutup mata Soora dengan kain.
"Dandani dia secantik mungkin."
"Siap!"
Dan make over pun dimulai, Soora hanya pasrah menanti hasil make overnya. Setelah kira-kira lima jam.
"Voila!"
Kain yang menutupi mata Soora pun dibuka. Soora terkejut melihat bayangannya di cermin. "I...itu siapa?"
"Itu Han Soo Ra, calon penyanyi solo terkenal di dunia." Jawab Eunri sambil tersenyum. "Nah sekarang kita ambil selca dulu ya, say kimchi~"
+++
Hari Minggu pun tiba, kini Soora, Eomma Soora, dan Eunri sudah berada didalam gedung SMent. "Soora, hwaiting!" Ujar Eunri sambil mengepalkan tangannya ke udara, menyemangati Soora.
"Ne, gumawo!" Jawab Soora, lalu ia pun memasukki ruang audisi. Diluar suasana tegang, semoga saja Soora diterima.
Ceklek
Pintu terbuka, Soora keluar dengan langkah lesu. Eomma Soora dan Eunri langsung bangkit dari tempat duduk mereka. "Bagaimana?"
Soora hanya diam, badannya bergetar, air mata mulai memenuhi pelupuk matanya. "Aku...........aku........aku diterima eomma!" Pekik Soora senang, sambil memeluk eomma nya.
"Syukurlah, akhirnya impianmu tercapai." Ujar eomma Soora senang, sambil mengelus rambut putri semata wayangnya.
"Kyaaa, chukkae Soora-ah! Janji ne, kalau kau sudah jadi artis terkenal jangan lupakan aku dan persahabatan kita."
"Tentu saja!"
+++
Hari ini Seoul National School gempar dengan perubahan penampilan Soora. "Wow, Soora cantik sekali tanpa kacamata tebalnya." Ujar Tao.
Kris hanya diam, tapi matanya terus menatap Soora.
"Kenapa diam saja eoh? Kau menyesal memutuskannya dulu? Kekeke." Ujar Tao sambil terkik. Kris hanya mendelik kesal.
"Sstt, kau lihat tadi Soora, tadi Kris menatapmu terus, sepertinya dia menyesal." Bisik Eunri.
"Oh." Gumam Soora cuek.
"Soora?" Panggil seseorang. Soora dan Eunri menoleh.
"Eh, Lay, annyeong." Sapa Soora.
"An...annyeong." Jawab Lay sedikit gagap. "Omo, cantiknya." Ujar Lay dalam hati.
"Ehm. Soora cantik kan?" Tanya Eunri, ya, pertanyaan yang sama seperti saat ia dan Soora pertama kali bertemu Lay.
"Ne...sangat cantik." Jawab Lay. Soora menunduk, menyembunyikan gurat merah dipipinya mendengar jawaban dari namja berdimple manis itu.
KRINGGG...KRINGGG...KRINGGG...
"Kenapa bel ini selalu mengganggu obrolan kita, eoh? Kalau begitu kami kembali ke kelas dulu ya. Paipai Lay." Pamit Eunri sambil menarik lengan Soora, beranjak menuju kelas mereka.
+++
Akhirnya bel istirahat berdering, semuanya bernafas lega karena akhirnya pelajaran sejarah yang sangat membosankan akhirnya selesai juga.
"Ayo Soora-ah, kau sudah janji kan mau traktir aku!" Ujar Eunri mengingatkan Soora akan janjinya yaitu mentraktir Eunri selama seminggu.
"Ne..." Jawab Soora dengan malas, lalu dua sahabat itu beranjak ke kantin.
Eunri celingak-celinguk mencari tempat yang masih kosong, hanya ada satu tempat kosong, didekat tempat Lay dan seorang namja manis, kalau tidak salah namanya Luhan, salah satu pemain di Tim Soccer Seoul National School. "Annyeong Lay, bolehkah kami duduk disini?"
"Ne, tentu saja~"
Eunri langsung mengambil tempat di depan Luhan, sedangkan Soora di depan Lay. "Aku tinggal dulu, ne." Pamit Eunri, Soora hanya mengangguk.
Hening. Suasana agak canggung antara Lay, Luhan, dan Soora sampai akhirnya -lagi-lagi- Lay angkat suara. "Hmm...kau tidak makan Soora-ah?"
"Ani, tadi aku sudah sarapan banyak." Jawab Soora sambil tersenyum kecil.
Hening lagi. Soora pun memilih bermain games dari ponselnya.
"Soora-ah, kau berubah sekali." Ujar Luhan tiba-tiba.
"He? Berubah apanya?" Tanya Soora polos.
"Yaa, kau tau, dulu kan kau itu, umm maaf, nerd. Tapi aku tidak menyangka kau bisa secantik sekarang." Ujar Luhan, Soora hanya tersenyum kecil.
"I'm back." Ujar Eunri sambil membawa nampan berisi hamburger dan french fries. "Mau?" Tawarnya, Luhan Lay dan Soora hanya menggeleng. Lalu ia asik sendiri dengan makanannya.
Dan lagi-lagi hening, hanya terdengar suara Eunri yang asik dengan hamburger dan french fries nya.
+++
"Soora!"
"Eh Lay? Ada apa?"
"Eungg...apakah hari sabtu kau ada acara?" Tanya Lay.
"Sabtu? Sayang sekali, hari sabtu ada....emm acara, ya acara hehe." Jawab Soora gugup, ia merahasiakan tentang trainee yang dijalaninya di SM.
"Oh baiklah." Gumam Lay sedikit kecewa. "Oh iya, bolehkah aku meminta nomor ponsel mu?" Tanya Lay sambil menyodorkan ponselnya.
"Eh, ne." Soora langsung menerima ponsel Lay dan mengetik nomor ponselnya. "Ini."
"Gumawo, hmm...aku pulang duluan ne?" Pamit Lay.
"Ne. Hati-hati dijalan Lay!" Pesan Soora. Lalu sepi merayap setelah kebergian Lay. "Kemana Eunri, hhh...HUWAA!" Soora memekik kaget melihat Eunri yang tiba-tiba ada di belakangnya.
"Kekekek, aduh asik sekali tadi berduaan dengan Lay." Goda Eunri sambil terkikik.
"Err...bicara apa kau, ayo pulang!" Ujar Soora berusaha memotong pembicaraan sambil menarik lengan Eunri. Eunri hanya terkikik melihat semburat merah dipipi sahabatnya yang salah tingkah.
+++
Sudah 2 tahun Soora menjalani hari-harinya sebagai trainee di SM. Tidak ada yang mengetahui hal ini, ia tidak merahasiakan ini ke teman-temannya, bahkan Lay. Ya, sudah 2 tahun ini Soora dan Lay dekat. Bahkan mereka digosipkan berpacaran, padahal tidak.
Sering Lay, mengajaknya jalan-jalan namun selalu ia tolak -dengan alasan ada acara, sibuk, dsb- karena jadwal trainee nya yang cukup padat. Namun, karena sekarang Soora sudah kelas akhir dan akan menghadapi ujian, jadwal trainee nya hanya sampai sore hari.
Sudah pukul tiga sore, trainee pun selesai. Soora pun pulang dengan sahabatnya selama trainee Kim Jong In -biasa dipanggil Kai- karena rumah mereka yang kebetulan searah. "Ayo pulang!" Ajak Soora sambil menarik lengan Kai yang sedang ngobrol dengan Taemin sunbae.
"Ne. Yak, aku pulang dulu Taemin hyung." Pamit Kai ke Taemin.
"Aku juga pulang dulu Taemin oppa." Pamit Soora.
"Ne, hati-hati dijalan!"
+++
Sore itu, Lay sedang menunggu seseorang di cafe dekat kantor SM. "Lama sekali sih Luhan." Gerutu Lay. Ia melihat jalanan lewat jendela. Tiba-tiba ia melihat Soora yang keluar dari gedung SM dengan seorang namja. "Loh, itu kan Soora. Dengan siapa ya?" Ujar Lay penasaran. Lalu ia memutuskan untuk menghampiri Soora.
Sore itu, Lay sedang menunggu seseorang di cafe dekat kantor SM. "Lama sekali sih Luhan." Gerutu Lay. Ia melihat jalanan lewat jendela. Tiba-tiba ia melihat Soora yang keluar dari gedung SM dengan seorang namja. "Loh, itu kan Soora. Dengan siapa ya?" Ujar Lay penasaran. Lalu ia memutuskan untuk menghampiri Soora.
"Soora!"
Soora yang merasa terpanggil langsung menoleh. "L...Lay?" Ujar Soora kaget.
"Apa yang kau lakukan dari gedung SM? Dan siapa namja disamping mu?" Tanya Lay bertubi-tubi.
"Eungg...." Soora menatap Lay ragu, haruskah ia menjawab jujur. "Umm, aku sudah jadi trainee SM sejak kelas 1. Dan ini Kai, dia juga trainee SM."
Lay hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban Soora. "Hmm, kau sudah selesai trainee? Mau kah kau ikut dengan ku?"
"Eh? Tapi bagaimana dengan Kai?"
"Aku? Tidak apa-apa aku bisa pulang sendiri. Pergilah~" Ujar Kai.
"Eungg, ya sudah, ayo berangkat."
+++
Soora dan Lay sampai disebuah hutan kecil, disana ada danau yang sangat indah. “Aigo, indah sekali tempat ini. Hmm…sejuk. Aku baru tau ada tempat seindah ini di Seoul.” Ujar Soora kagum. “Kau tau tempat ini dari mana?” Tanya Soora penasaran.
“Aku tau tempat ini dari gege ku. Minseok ge. Tapi sayang ia meninggalkan ku begitu cepat karena depresi atas perceraian orang tua kami…” Jawab Lay, pandangannya berubah sendu.
“Mianhae Lay.” Ujar Soora, tidak enak melihat perubahan sifat Lay.
“Eh? Hehe, tidak apa.” Jawab Lay sambil tersenyum kecil. Namun tiba-tiba ia merasakan sesuatu bergetar dari saku celananya.
Luhan Deer’s Calling
‘Omo, aku lupa tadi sedang janjian dengan Luhan!’ Ujar Lay dalam hati sambil menepuk jidatnya. “Engg…Soora, aku permisi sebentar ne?”
“Eh iya…”
Lay langsung beranjak tak jauh dari tempatnya dan Soora tadi. “Yeoboseyo…”
“YAK ZHANG YIXING, KEMANA SAJA KAU HAH? AKU MENUNGGUMU TAU DI CAFÉ DEPAN KANTOR SM.” Teriak Luhan dari sebrang sana, sampai-sampai Lay harus menjauhkan ponselnya dari telinganya.
“Mianhae Luhan, tadi tiba-tiba aku ada urusan dan aku lupa menghubungi mu.”
“Huh, dasar kau pikun! Untung aku membawa Sehun, jadi aku tidak sendirian. Ya sudah, aku tutup telponnya ya, bye.”
Klik…hubungan teleponpun terputus, Lay bernafas lega, lalu beranjak menghampiri Soora yang bermain air dengan memasukkan kakinya di danau. “Mianhae lama.” Ujar Lay, lalu duduk disamping Soora.
“Tidak apa~” Jawab Soora singkat.
Lalu hening, Lay menghembuskan nafasnya berkali-kali sambil sesekali melirik Soora yang masih asik bermain air. ‘Haruskah aku mengatakannya sekarang?’ Lay menghembuskan nafasnya lagi. “Eng..Soora saranghae.”
“Hah?” Mata Soora membelalak kaget.
“Saranghae Soora, jeongmal saranghae. Aku menyukaimu sejak pertama aku melihatmu, saat kau masih bersama Kris. Aku sering mengamatimu dari jauh, kadang aku merasa sangat sakit hati melihat kau dan Kris bermesraan. Namun hatiku lebih sakit lagi melihat yeoja yang kucintai menangis di atap sekolah karena putus dengan namjachingu nya. Kau tau, rasanya aku ingin menghajar namja itu saat itu juga. Namun berusaha mengontrol emosiku, karena aku tau yeoja yang kucintai pasti sangat mencinta namja itu.” Soora hanya terdiam, masih shock mendengar pengakuan Lay. Tiba-tiba terdengar suara Lay lagi, “…dan apa kau masih ingat, surat dan cermin yang terselip dilokermu?”
Surat? Oh…surat misterius yang ia temukan dilokernya, setelah ia putus dari Kris. Tentu saja ia masih ingat, bahkan ia masih menyimpannya.
…Flashback Start…
Soora turun dari atap gedung sekolah dengan perasaan hancur. Untung saja saat itu sudah jam pulang sekolah dan sekolah sudah sepi, sehingga ia bisa menangis sepuas-puasnya. Ia berjalan menuju lokernya. ‘Hiks…hiks…’ Soora membuka lokernya dan mendapati…sebuah cermin dan sepucuk surat? Soora mengambil cermin itu dan membaca isi surat tersebut.
Coba kau lihat cermin itu…
Soora menatap cermin itu, hanya ada bayangan gadis berkacamata tebal yang menangis sesenggukan. Wajahnya sangat jelek dengan mata yang bengkak dan memerah.
Jelek sekali ya gadis itu? Lihat matanya yang bengkak dan merah. Andaikan dia berhenti menangis dan tersenyum. Pasti dia terlihat jauh lebih cantik. Tersenyumlah, karena kau tau? Senyummu itu sangat manis, dan ada seseorang yang menantikan senyum itu…
…Flashback End…
“Soora…” Panggil Lay sambil meraih tangan Soora. “…Han Soo Ra, would you be my girl?”
Soora terpaku mendengar permintaan Lay. Lay memang baik –sangat baik bahkan- tapi sampai saat ini ia hanya menganggap Lay sebagai sahabat yang baik. Dan jujur di hatinya masih ada Kris, dan hanya Kris saat ini di hatinya, walaupun Kris sudah menghancurkan hatinya ia tetap belum bisa menghapus Kris dan kenangan-kenangan selama setahun lebih mereka bersama. “Mianhae Lay, aku tidak bisa menjadi yeojachingu mu…” Jawab Soora sambil menunduk.
Lay terkejut mendengar penolakkan dari Soora, jujur, hatinya hancur, tapi ia masih memaksakan senyumnya. “Okay, kalau itu keputusanmu. Tapi…kita masih tetap berteman kan?”
“Ne, tentu saja…”
+++
Hari kelulusan tiba, murid-murid Seoul National School merayakannya dengan saling memberi tanda tangan diseragam mereka. Namun tidak dengan Soora, ia malah memilih memisahkan diri dari yang lain dan duduk sendirian di atap sekolah. “Huft…” Soora menghembuskan nafasnya berat, setelah lulus hari-harinya akan dipenuhi jadwal trainee yang padat. Dan lagi ia akan debut sebagai penyanyi solo dalam waktu paling lambat tahun depan. Soora menghembuskan nafasnya lagi, ya, ia harus berpisah dengan Eunri. Walaupun mereka bertetangga, tapi kalau sudah lulus otomatis intensitas waktu untuk bertemu jadi sedikit, apalagi mereka akan sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Dan juga…….Lay. Sejak hari dimana Lay menyatakan perasaannya, Lay dan Soora tetap berteman seperti biasa, seperti tidak ada apa-apa kemarin.
“Ehem…” Terdengar suara deheman, Soora menoleh, ternyata Lay. “…kenapa kau sendirian disini?” Tanya Lay, lalu duduk disamping Soora.
“Tidak apa-apa, aku hanya sedang ingin menikmati masa-masa terakhirku disini, sebelum aku tidak bisa keatap ini.” Jawab Soora singkat. Ya, tempat ini memang saat bersejarah untuk Soora. Dulu, saat masih SMP, Soora sering menonton Kris yang bermain basket dari atap, diatap ini untuk pertama kalinya ia dan Kris, dan atap ini juga menjadi saksi bisu diawalinya hubungan seorang namja popular bernama Wu Yi Fan dan yeoja nerd bernama Han Soo Ra yang sempat menggemparkan Seoul National School. Dan yag terakhir, ditempat ini pula lah hubungan mereka harus selesai.
Tes…
Tetes demi tetes air mata mengalir dari sudut mata Soora, diikuti dengan isakkan yang keluar dari mulut Soora. Lay yang melihat Soora menangis merengkuh gadis itu kepelukkanya. “Bukankah sudah ku bilang. Jangan pernah menangis.”
Hening, hanya terdengar isakkan yang keluar dari mulut Soora. Setelah suara isakkan mulai tidak terdengar, Lay melepas pelukkannya. Soora menatap Lay, ah, namja ini baik, sangat baik, terlalu baik bahkan. Sepertinya sedikit demi sedikit ia rasa suka mulai merayapinya, namun masih ada sisa-sisa kenangannya dengan Kris yang belum bisa ia hapus.
“Soora, kenapa kau menatapku begitu eoh?” Tanya Lay heran –dan sedikit malu- ketika Soora menatapnya cukup lama.
“Engg…tidak apa-apa, umm ayo turun!” Ajak Soora sambil menarik tangan Lay turun dari atap sekolah.
+++
Sudah sebulan, sejak Soora debut. Lagunya cukup laris dan banyak ditonton orang di youtube. Dan hari ini ada acara fanmeeting. Ia mengundang teman-teman dekatnya, Eunri dan Lay. Acara fanmeeting sudah hampir selesai, namun ia tidak melihat Eunri ataupun Lay.
“SOORA!” Panggil seseorang, Soora langsung mencari sumber suara. “Eunriii!” Soora langsung bangkit dari tempat duduknya dan memeluk sahabatnya. “Kenapa baru datang, eoh? Kau sendirian?”
“Hehe, mianhae, tadi ramai sekali, jadi aku menunggu acara selesai. Ehm, tidak aku tidak datang sendirian, aku datang dengan…”
“Hai Soora…” Potong seseorang. Soora menoleh, ternyata.
“Luhan?” Soora menatap Luhan bingung, Eunri hanya tersenyum malu. “…oooo jadi kau dan Luhan sudah pacaran? Sejak kapan?”
“Ne, hmm setelah hari kelulusan dan minggu depan kami bertunangan. Datang ya.” Jawab Eunri malu-malu lalu menyodorkan undangan tunangannya.
“Aigo, cepat sekali. Chukkae!”
“Hehe, gumawo Soora. Hmm mianhae aku harus buru-buru karena masih banyak undangan yang harus disebar.” Pamit Eunri.
“Ah, ne. Hati-hati dijalan.” Pesan Soora, lalu memeluk Eunri singkat.
“Pasti. Kami duluan.” Ujar Eunri lalu meninggalkan tempat fanmeeting. Lalu hening, sepi lagi, Soora duduk dibangkunya tadi. “Kemana Lay.” Ujarnya khawatir. Tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki, Soora mengangkat wajahnya. “K…Kris?”
Kris tersenyum kecil, menghampiri Soora. “Chukkae Soora. Dan, mmm aku mau minta maaf dulu aku pernah membuatmu menangis. Sekarang aku sudah putus dengan Tiffany. Ngg, Soora, maukah kau jadi yeojachingu ku lagi?”
“Hah?” Mata Soora terbelalak. Ya, setahun lalu mungkin ia masih belum bisa melupakan Kris. Tapi kini semua sudah terlambat, ia sudah tidak mempunyai perasaan apapun ke Kris. Ia sudah bisa menghapus semua kenangan-kenangannya bersama Kris, berkat seorang namja berdimple manis bernama Zhang Yixing. Ya, ia dan Lay sudah resmi menjadi kekasih sejak sebulan lalu. Namun ia merahasiakan itu agar tidak mengundang infotaiment.
“Mianhae Kris, tapi aku tidak bisa. Sudah ada orang lain…”
“Siapa?” Tanya Kris tidak percaya.
“Dia.” Jawab Soora sambil menunjuk Lay yang kebetulan baru saja datang.
“Waeyo?” Tanyanya bingung melihat Kris dan Soora menatapnya.
“Aniya, ayo kita pergi Lay, Kris, aku duluan.” Pamit Soora lalu meninggalkan Kris yang masih bengong menatap kepergian Soora dan Lay.
+++
Tidak ada komentar:
Posting Komentar