Minggu, 01 September 2013

Persahabatan dan Kematian Part 16 (ENDING)

Persahabatan dan Kematian Part 16 (ENDING)

## 5 tahun kemudian ##
Sudah lama Rio, Shilla, Ify, Alvin, Ray dan Cakka bersahabat. Band yang mereka dirikan bersama terpaksa vakum karena urusan mereka masing-masing. Walaupun begitu, mereka persahabatan mereka berenam tetap utuh.
5 tahun kemudian…
Di ruang tunggu sebuah bandara di Amerika..
“Oh no! Ni bandara atau terminal, sih? Lama amat berangkatnya. Pake ditunda segala lagi” seorang cowok gondrong nan gagah sibuk ngedumel di bandara. Ya, dialah Ray. Ray sekarang sedang melanjutkan kuliahnya di Amerika. Ia mengambil strata dua jurusan hubungan internasional. Hari ini, Ray akan pulang ke Indonesia. Kuliahnya sedang break karena libur musim panas. Pesawat yang akan membawa Ray ke Indonesia keberangkatannya ditunda. Hal ini membuat Ray ngedumel sendiri di ruang
tunggu. Seorang bule yang duduk di sebelah Ray memandangnya bingung. Ray yang merasa diperhatikan jadi risih. Dipelototinya bule itu.
“Ape lo bule?” tanya Ray dengan galak. Si bule yang tidak mengerti dengan bahasa Ray buru-buru mengalihkan pandangannya. Satu jam kemudian, penumpang pesawat yang akan berangkat ke Indonesia dipersilahkan naik ke pesawat. Ray duduk di seat yang sudah tertera di tiketnya. Kira-kira setengah jam ia duduk di pesawat. Pesawat itu tidak juga berangkat.
“Gila! Lelet banget ni pesawat” omel Ray. Ia melihat ke kursi penumpang yang ada di sebelahnya. Belum ada penumpang. Ray mengerti kenapa pesawat yang ditumpanginya tak juga berangkat.
“Hm..pantesan! Lelet banget penumpangnya. Siapa sih, yang duduk disini?” Ray bertanya-tanya. Tiba-tiba seorang cewek masuk ke dalam pesawat dengan napas yang ngos-ngosan. Ia mencari seatnya. Lalu, ia duduk di kursi penumpang di sebelah Ray. Ray menoleh pada cewek itu. Dipandanginya cewek itu. Wajah cewek itu sangat familiar. Cewek itu risih karena diperhatikan oleh Ray. Ia pikir cowok yang duduk disebelahnya adalah bule.
“Heh, bule! Ngapain lo liatin gu..” kata-kata cewek itu terputus ketika melihat wajah cowok yang duduk di sebelahnya.
“Ray!” kata cewek itu terkejut. Ray ingat cewek itu setelah mendengar suaranya.
“Ify!” jawab Ray. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Ify.
“Kok lo disini?” tanya Ray pada Ify yang menurutnya semakin cantik.
“Ya kuliahlah. Masa gue mau ngamen disini. Gue kangen banget sama lo” kata Ify.
“Gue juga” jawab Ray.
“Tapi lo kebangetan ya, Ray. Lo nggak pernah nelfon gue lagi” kata Ify.
“Ya, mana gue tau kalo lo itu bakalan kuliah disini juga. Lagian nomer lo nggak aktif lagi” jawab Ray. Ify nyengir.
“Hehehe. Iya, gue ganti nomer” kata Ify.
“Lo diundang, Ray?” tanya Ify. Ray mengerti apa maksud dari pertanyaan Ify. Ray mengangguk.
“Ya iyalah. Pas gue denger, gue langsung kaget” jawab Ray.
“Gue juga. Kak Alvin ngasih tau gue. Habis itu gue langsung pesen tiket” kata Ify. Ray benar-benar terpesona melihat Ify yang sekarang. Rambut Ify sekarang bergelombang. Ify pun sekarang jadi lebih stylish. Tak lama kemudian, pesawat itu pun lepas landas. Selain untuk berlibur, kepulangan Ray dan Ify ke Indonesia adalah untuk menghadiri moment pertunangan sahabat mereka, Rio dan Shilla. Ya, Rio akan bertunangan dengan Shilla. Acaranya akan diadakan lusa. Akhirnya Ray dan Ify sampai juga di bandara Soekarno-Hatta.
“Heh, Indonesia i’m back” kata Ray.
“Lo dijemput, Ray?” tanya Ify.
“Mungkin. Lo Fy?” tanya Ray balik. Ify mengangguk.
“Kak Alvin sama yang lainnya jemput gue” jawab Ify. Terdengar seseorang memanggil Ify. Ify menoleh.
“Itu mereka, kesana yuk” ajak Ify. Ify dan Ray bergegas menuju sumber suara yang memanggil Ify.
“Kak Alvin!” seru Ify. Ia memeluk kakak tercintanya itu
“Ray!” seru seseorang. Ia adalah Cakka.
“Yo!” sapa Ray.
“Lo balik kenapa nggak bilang-bilang?” tanya Rio.
“Gue rencananya mau kasih kejutan buat kalian semua. Terutama sweet couple kita ini” jawab Ray.
“Gila, gue pulang ternyata udah tunangan aja lo berdua. Kagak dapet jatah PJ deh gue” lanjut Ray. Rio, Alvin, Shilla, Cakka dan Ify tertawa. Mereka berenam meninggalkan bandara. Mereka pergi makan ke sebuah restoran.
Di restoran…
“Eh Yo, gimana kerjaan lo?” tanya Ray.
“Baik-baik aja” jawab Rio. Sekarang, Rio sudah menjadi manager sebuah perusahaan.
“Kuliah lo gimana, Ray?” tanya Cakka.
“Lancar. Kalo lo?” tanya Ray.
“Gue juga lancar. Tahun depan gue wisuda S2 gue” jawab Cakka.
“Kuliah kamu gimana, Fy?” tanya Alvin.
“Lancar banget, kak. Ify jadi anak kesayangan dosen disana” jawab Ify.
“Wah, wah. Adek gue emang selalu bikin bangga” kata Alvin.
“Perusahaan rekaman lo apa kabarnya, Vin?” tanya Ray.
“Baik, kok” jawab Alvin. Alvin sekarang menjadi seorang direktur perusahaan rekaman.
“Shil, gimana cara kak Rio ngelamar lo?” tanya Ify. Shilla tertawa.
“Rio ngelamar Shilla di warteg” jawab Cakka. Ray dan Ify melongo.
“Ha? Yang bener?” tanya Ify dan Ray berbarengan.
“Hahaha, iya. Pas Rio ngelamar gue, orang-orang yang lagi pada makan disana pada nontonin kita. Tapi gue nggak bakalan lupa sama moment itu” jawab Shilla. Tiba-tiba hp Shilla berbunyi. Ada sebuah pesan untuknya. Dibacanya pesan itu.
“Dari siapa, Shil?” tanya Rio.
“Pelanggan. Biasa, minta order baju” jawab Shilla. Siang itu, mereka berenam bernostalgia ria bersama.
Keesokan harinya, Ray pergi sebuah makam. Makam Olivia.
“Hai, Liv. Udah 5 tahun gue nggak kesini. Gue kangen banget sama lo” kata Ray. Ia banyak bercerita di makam Olivia dan berdoa sejenak.
“Moga lo tenang disana” kata Ray. Terdengar sebuah bisikan yang sangat dikenal Ray.
“Aku harap kamu bahagia, Ray” bisik suara itu.
“Oliv?” panggil Ray. Tidak ada jawaban lagi. Ray tersenyum.
“Pasti. Gue pasti bahagia” kata Ray.
Sementara itu, Rio berada di makam Keke, Deva dan papanya. Shilla ikut menemani Rio.
“Ke, besok gue akan tunangan sama Shilla. Gue mohon doa dari lo. Dan asal lo tau, kehadiran lo nggak akan pernah terganti di hati gue” kata Rio.
“Keke, gue mau izin sama lo. Gue janji akan jagain Rio. Semoga lo tenang disana” tambah Shilla.
“Gue akan selalu doain lo berdua” terdengar sebuah suara yang lembut. Rio dan Shilla tersenyum. Setelah itu, mereka berdua beranjak dari makam Keke menuju makam Deva dan papa Rio. Mereka berdoa disana.
“Kita pergi sekarang?” tanya Rio. Shilla mengangguk. Rio memacu mobilnya ke makam Tian.
“Kak, aku datang lagi. Besok aku tunangan sama Shilla. Aku mohon doa dari kakak. Semoga kakak tenang disana” kata Rio. Setelah berdoa disana, Rio dan Shilla pulang. Setelah mereka meninggalkan makam Tian, terlihat sesosok seorang cowok berdiri di bawah pohon cemara di dekat makam.
“Aku akan selalu doain kebahagiaan kamu dan kamu harus tau kalau aku udah tenang disini” kata cowok itu.
Malam harinya, keenam sahabat itu berkumpul bersama di rumah Rio. Rumah Rio sudah di dekorasi sedemikian rupa untuk acara besok.
“Dekorasinya keren, Yo” puji Alvin.
“Ya iyalah, Rio gitu loh” jawab Rio.
“Oh ya, Shil. Besok lo pake baju apa?” tanya Ify.
“Gue pake kebaya yang udah gue desain sendiri” jawab Shilla.
“Tunangan gue ini emang selalu bikin gue kagum” kata Rio. Shilla tersenyum.
“Calon. Inget, masih calon” kata Cakka. Mereka semua tertawa.
“Besok lo semua musti datang tepat waktu” kata Rio. Mereka berenam menghabiskan waktu bersama di rumah Rio. Sekitar pukul setengah sepuluh malam, mereka pamit pulang.
Hari H pertunangan Rio dan Shilla…
Shilla nampak cantik dengan kebaya modern berwarna cokelat itu. Sepadan dengan Rio yang memakai kemeja putih dan jas cokelat.
“Kamu cantik banget malam ini, Shil” puji Rio. Shilla tersenyum sangat manis.
“Kamu juga ganteng malam ini” balas Shilla sambil merapikan dasi Rio.
“Ehem!” terdengar seseorang berdehem.
“Alvin? Lo bareng Sivia?” tanya Rio. Alvin mengangguk.
“Selamat ya, bro. Gue tunggu undangan pernikahan lo” jawab Alvin yang malam itu
datang dengan Sivia. Penyanyi pendatang baru sekaligus pacar Alvin.
“Rio, Shilla. Selamat ya” kata Sivia.
“Makasih, Vin, Via” jawab Shilla. Tak lama kemudian, terlihat Cakka yang datang bersama Agni, juniornya di kampus.
“Selamat, Rio, Shilla” kata Cakka dan Agni.
“Thanks, yah. Oh ya, Vin. Ify mana?” tanya Rio.
“Katanya tadi nyusul” jawab Alvin.
“Ray juga belum datang” kata Shilla.
“Ah, payah nih mereka berdua” komentar Cakka. Setengah jam kemudian, datanglah seorang cowok dan seorang cewek bersama. Mereka tampak serasi. Si cewek mengenakan dress selutut berwarna biru dan si cowok memakai kemeja biru dan jas putih.
“Wow….” komentar Sivia.
“Kenapa, Via?” tanya Alvin. Sivia menunjuk pada pasangan yang baru datang itu.
“Tu cowok ganteng banget” Agni terpesona. Cakka merasa tersaingi.
“Ah, masa? Gantengan juga gue”. Eh, perasaan gue tau sama tuh cowok” kata Cakka.
“Itu Ray!” kata Rio. Ia memanggil Ray dan Ify.
“Wah, lo berdua kagak bilang-bilang mau datang bareng” protes Cakka. Ray cengengesan.
“Hm…pantesan kamu tadi diajak bareng nggak mau” kata Alvin.
“Hehe…peace kak” kata Ify.
“Oh ya, Vin. Gue mau minta izin sama lo. Gue mau pdkt sama adek lo yang cantik ini” kata Ray. Yang lain tertawa.
“Gue sih nggak keberatan” jawab Alvin.
“Yes!!!” kata Ray.
“Shil, lo cantik banget” puji Ify.
“Makasih. Lo juga cantik kok. Sebanding sama Ray” kata Shilla.
“Ha? jadi gue cantik?” tanya Ray.
“Ya nggaklah. Maksud gue Ify sebanding sama lo. Dia cantik, elo ganteng” jawab Shilla.
“Yes, Shilla aja bilang gue ganteng” kata Ray. Mereka tertawa. Setelah itu, acara yang sebenarnya dimulai. Rio menyematkan sebuah cincin di jari Shilla. Shilla pun begitu. Tepuk tangan meriah diberikan pada pasangan itu. Ify tampak terharu melihat Rio dan Shilla.
“Shil, makasih banget ya, selama 5 tahun ini kamu udah mau jadi sahabat dan pacar aku. Dan sekarang kamu udah jadi tunangan aku. Kamu juga menemaniku disaat-saat sulit seperti saat menyeramkan 5 tahun lalu.” kata Rio
“Aku juga, Rio. Walaupun aku nggak bisa ngegantiin Keke di hati kamu, tapi aku harap aku bisa ngisi ruang yang kosong di hati kamu, Rio” jawab Shilla.
“Pasti” balas Rio. Malam itu menjadi malam yang paling indah bagi Rio dan Shilla, dan juga bagi keempat sahabat mereka. Rio teringat pada ucapannya saat ulang tahun Alvin 5 tahun lalu, hal yang paling
besar dalam hidup adalah persahabatan, cinta dan kematian yang pasti akan datang menghampiri dirinya dan teman-temannya.
“Sekali lagi, selamat ya Rio-Shilla!” ucap Ray.
Setelah 5 tahun berlalu, mereka tetap bersahabat erat. Bahkan diantara mereka ada yang jadi jodoh.

The End

AKHIRNYAAAA ENDING JUGA:D Udah lunas ya utang gue ke kalian-kalian yang nungguin fics ini. Ini kayaknya fics icil terakhir yang gue re-post. Mungkin kalaupun gue muncul lagi dengan fics dengan cast exo. Sebenernya sih udah ada fics yang lagi 'on process' cuma ga tau bakal di post atau ngga hehehe. Oke deh, see ya in next posting. Bagi yang mau baca ulang fics ini, bisa di mulai dari sini. see ya in my another fics maybe, if i'm not lazy or shy to post it? hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar