Minggu, 01 September 2013

Persahabatan dan Kematian Part 12

Finally i can update the fics! sorry for the very very very late update (it's been -almost- a year since i re-posted this fics in my blog, orz). just remind you guys, i didn't own this fics, i'm just re-post it, if the author of this fics (maybe) found my blog and saw this fics, please tell  my by leave something on the comment box or my ask.fm or twitter or whatever, so i can put your name as the author of this fics, thank you and enjoy the fics:)

Previous Part

Persahabatan dan Kematian part 12

Apa yang ada dibalik pintu itu membuat mereka berenam terkejut. Cahaya senter dan lilin yang terdapat dalam kamar, membuat pemandangan yang mereka lihat sangat jelas. Semua bayangan itu berkumpul disana. Tak disangka, Rio, Alvin, Cakka da Ray tiba-tiba bisa melihat sosok asli semua bayangan itu. Sekarang Rio bisa melihat dengan jelas sosok yang selalu menghantuinya selama ini. Begitupun dengan Alvin, Cakka dan Ray.
“Kak Tian…” panggil Rio. Sosok yang sangat mirip dengan Tian melihat. Wajahnya sangat pucat. Tak sepatah pun kata keluar dari mulut Tian. Ia hanya menatap Rio dengan tatapan penuh kebencian.
Walaupun hanya diterangi cahaya lilin, Rio bisa merasakan tatapan benci dari sosok Tian.
“Kenapa?” tanya Rio. Sosok Tian menghilang.
“Kak! Kak Tian!” panggil Rio. Menghilangnya sosok Tian diikuti oleh sosok yang lain. Seketika itu juga, cahaya lilin redup meninggalkan Rio, Alvin, Ray, Cakka, Ify, dan Shilla dalam keadaan bingung.
“Gue harus cari kak Tian” kata Rio. Ia berlari dalam kegelapan meninggalkan villa itu. Alvin dan yang lainnya tak bisa menyusul Rio.
“Rio!” panggil Alvin. Mereka berusaha mengejar Rio. Sampailah mereka di luar villa. Tak ada tanda-tanda bahwa Rio disana.
“Sial! Kemana Rio?” tanya Cakka. Ia melihat kesekeliling lokasi villa itu.
“Cakka! Shilla, Cak! Shilla nggak ada!” kata Alvin
“Shilla!!” kata Cakka cemas. Tiba-tiba ia melihat Shilla masuk kembali ke dalam villa.
“Shilla!” Cakka mengejar Shilla. Shilla sudah terlanjur masuk ke dalam villa itu. Cakka berniat menyusul Shilla. Tapi, pintu villa itu terkunci. Cakka menggedor pintu itu. ia mencoba mendobrak pintu itu.Tapi ia tak bisa. Ia tak cukup kuat untuk mendobrak pintu villa yang berukuran besar itu
“Sial! Shilla!” panggil Cakka. Alvin menghampiri Cakka. Saat Alvin sedang menghampiri Cakka, tiba-tiba Alvin mendengar suara teriakan Ray dan Ify.
“Ray! Ify!” kata Alvin. Alvin tidak menemukan keduanya lagi. Sekarang tinggal dia dan Cakka.
“Kenapa semuanya ngilang?” tanya Alvin.
“Gue harus nyusul Shilla ke dalam” kata Cakka.
“Tunggu, Cak. Kita nggak boleh kepisah. Kita ikutin aja permainan mereka” kata Alvin. Cakka tampak berpikir. Ia pun mengangguk. Mereka berdua menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sementara itu, Rio terus berlari. Ia tak peduli kemana kakinya melangkah. Sampailah Rio ditengah hutan.
“Gue dimana?” tanya Rio. Tiba-tiba sesosok bayangan lewat di belakangnya. Ia menoleh. Tak ada siapa-siapa.
“Kak Tian! Rio tau kalau itu kakak. Kenapa kakak tega ngelakuin semua ini?” tanya Rio. Tak ada jawaban.
“Kak Tian!!!” panggil Rio. Rio jatuh terduduk melihat sosok Tian menampakkan dirinya.
“Aku benci kalian semua. Saat aku hilang, kalian ngelupain aku. 2 hari aku mencari kalian. Aku seperti orang bingung. Sampai akhirnya aku sekarat dan mati di hutan ini” jawab Tian. Rio terkejut.
“Aku nggak…” kata-kata Rio terputus.
“Aku ingin kalian semua ngerasain apa yang aku rasain selama ini” kata-kata Tian penuh rasa kebencian. Rio berdiri dan berjalan menghampiri Tian.
“Kak Tian salah. Mama, papa dan aku terus mencari kakak. Polisi pun nggak bisa nemuin kakak. Sampai kita semua putus asa dan nganggap kalau kakak itu udah meninggal” kata Rio.
“Kak, apa kakak nggak peduli sama mama? Mama sekarang dirawat di rumah sakit jiwa karena depresi atas kematian papa. Kakak tega udah ngebunuh papa. Kakak juga, kan yang udah ngebunuh Keke dan Deva. Apa salah mereka, kak?” Rio melanjutkan.
“Aku ingin kamu ngerasain penderitaanku” jawab Tian. Rio merasa kalau ini bukan sosok Tian yang asli.

Next Part >>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar