Minggu, 01 September 2013

Persahabatan dan Kematian Part 14

Persahabatan dan Kematian Part 14

Rio sudah terjatuh ke tanah dalam keadaan penuh darah. Di depannya berdiri sosok Tian.
“Rio!” panggil Shilla. Shilla bermaksud untuk menghampiri Rio tapi dicegah oleh Cakka. Rio berusaha untuk berdiri.
“Ini bukan kak Tian yang dulu” kata Rio sambil menghapus darah di bibirnya.
“Aku memang bukan Tian yang dulu” jawab Tian.
“Aku mau kamu ngerasain penderitaan aku, Rio” lanjut Tian. Rio terdiam.
“Oke, kalau memang itu mau kakak. Kakak boleh bunuh aku. Tapi aku mohon, kakak jangan sakitin mama, mama udah cukup menderita sejak kehilangan papa. Satu lagi, aku mau kak Tian tau kalau kakak akan selalu jadi kakak yang aku banggain. Aku sayang kakak” kata Rio. Tian terdiam mendengar
perkataan Rio. Ia tersenyum lalu berjalan menghampiri Rio.
“Jangan!” kata Alvin. Terlambat. Tian memukul perut Rio dengan tinjunya. Rio terjatuh dan seketika itu juga, sosok Tian menghilang dari hadapan mereka berenam. Shilla berlari menghampiri Rio, diikuti oleh teman-temannya yang lain. Matahari perlahan menampakkan sinarnya.
“Berakhir. Semuanya udah berakhir” kata Rio di pangkuan Shilla. Setelah itu, Rio tak sadarkan diri.
*
Ketika Rio membuka matanya. Ia sudah berada di sebuah lorong yang gelap.
“Gue dimana?” tanya Rio. Ia terus melangkah tanpa tahu arah tujuannya. Ia melihat seberkas cahaya di depannya. Ia berlari menuju ke arah cahaya itu.
“Dimana, nih?” tanya Rio. Tiba-tiba, ia melihat Keke datang menghampirinya.
“Keke!” seru Rio. Rio memeluk keke.
“Gue kangen banget sama lo, Ke” kata Rio.
“Gue juga, Yo” jawab Keke. Lalu, datang Deva dan papa Rio.
“Deva, papa!” seru Rio lagi. Rio memeluk papanya.
“Rio kangen, pa” kata Rio.
“Iya, sayang. Papa juga kangen sama kamu” kata papa Rio.
“Woy, bro. Gue kangen sama lo” kata Deva.
“Gue juga, Dev” kata Rio. Setelah itu, Rio melihat seseorang yang sangat dikenalnya datang menghampirinya.
“Ngapain kamu disini? Balik sana!” kata Tian.
“Kak Tian!” seru Rio.
“Bukannya kalian semua mau jemput Rio?” tanya Rio.
“Geer banget lo, Yo. Kita kesini mau nyuruh lo balik. Ntar kalo lo ikut kita, nyokap lo sama siapa?” jawab Keke.
“Iya, biar gue yang jagain Keke. Lo jagain nyokap lo sama si Motty aja” kata Deva.
“Sana pulang” suruh Tian. Rio menatap kakaknya itu. Tian tersenyum sangat tulus pada Rio.
“Udah, papa aku yang jaga. Kamu jaga mama” kata Tian. Rio memeluk kakaknya itu. Ia membisikkan sesuatu.
“Thanks, kak. Kakak nggak jadi bunuh aku” kata Rio. Tian mengerutkan dahinya. Ia membalas bisikan Rio. Rio terkejut sesaat. Lalu ia mengangguk.
Setelah membisikkan itu, dalam sekejap Rio sudah berada di sebuah ruangan besar berwarna putih. Bau obat sangat menyengat disana. Perlahan-lahan Rio membuka matanya.
“Rio, kamu udah sadar, nak?” tanya mama Rio.
“Ma..” panggil Rio.
“Hei, bro. Udah sadar lo?” kata Alvin.
“Iya. Gue dimana?” tanya Rio.
“Di rumah sakit” jawab Cakka. Rio mencoba mengingat satu per satu kejadian yang menimpa dirinya. Ia ingat saat ia pergi ke villa itu dengan teman-temannya, ia ingat dengan pertemuannya dengan kak Tian di hutan dan ia ingat tadi ia bertemu dengan Keke, Deva, papa dan kak Tian di ruangan lain yang
entah apa namanya.
“Rio, mama ke ruangan dokter dulu, ya” kata mama Rio. Rio mengangguk.
“Oh ya, nyokap gue udah sembuh ya?” tanya Rio.
“Iya, kemarin Shilla jemput nyokap lo di rumah sakit. Kata dokter nyokap lo bener-bener sembuh total” jawab Alvin.
“Thanks yah, Shil” kata Rio. Shilla tersenyum.
“Yo, lo tau nggak kalo lo itu koma tiga hari” kata Cakka. Rio melongo.
“Ha? Yang bener lo?” tanya Rio. Cakka mengangguk.
“Oh ya, Ray sama Ify mana?” tanya Rio.
“Tadi pergi makan siang” jawab Cakka. Tiba-tiba pintu kamar tempat Rio dirawat diketuk.
“Masuk” kata Alvin. Ray masuk bersama Ify.
“Kak Rio? Udah sadar, kak?” tanya Ify. Rio mengangguk.
“Wah, hero kita udah sadar nih” kata Ray.
“Hero?” tanya Rio.
“Hahaha…pengorbanan lo besar, Yo. Nyawa taruhannya” jawab Ray. Rio tertawa.
“Bener-bener berakhir ya?” tanya Rio. Teman-temannya mengerti apa yang dibicarakan Rio. Shilla mengangguk.
“Semuanya udah terungkap, Yo” kata Cakka.
“Maksud lo?” tanya Rio. Cakka menceritakan semuanya pada Rio. Rio terkejut mendengar cerita dari teman-temannya.
“Jadi, lo bukan anak kandung bokap lo, Vin?” tanya Rio. Alvin mengangguk.
“Iya. Tapi nggak apa-apa. Toh sekarang sikap bokap ke gue udah berubah. Gue sekarang udah tinggal bareng bokap sama Ify lagi” jawab Alvin.
“Gue juga, yo. Sekarang gue tinggal sama nyokap dan bokap gue lagi. Cakka bantuin gue supaya mereka mau nerima gue lagi” kata Shilla. Rio senang jika teman-temannya bahagia.
“Gue balik ke kostan lagi, Yo. Gue mau kuliah. Lagian kostan gue deket sama kampus” kata Ray. Rio manggut-manggut. Setelah itu dokter datang untuk memeriksa keadaan Rio. Dokter mengatakan kalau
kondisi Rio sudah stabil. Tapi, masih harus berisitirahat di rumah sakit.
Dua hari kemudian, Rio sudah diperbolehkan untuk pulang.
“Welcome home, Rio” seru teman-temannya.
“Thanks” kata Rio. Rio diantarkan ke kamarnya. Lalu, Rio, mamanya dan teman-temannya makan bersama. Mama Rio masak masakan yang sangat lezat dan banyak.
“Wah, udah lama nggak makan masakan mama” kata Rio. Rio melahap semua masakan mamanya.
“Buset, perut apa gentong tu?” tanya Ray.
“Hahaha..yah, namanya juga orang kelaparan. Bosan makan makanan rumah sakit melulu” jawab Rio.
“Alah….baru juga dua hari lo makan makanan rumah sakit” kata Cakka. Rio tertawa.
“Oh ya, besok lo semua ke rumah gue ya” kata Cakka.
“Ha? Ada apa?” tanya Ify.
“Bokap gue pulang. Bawa banyak makanan. Lo semua pada mau, kan?” tanya Cakka.
“Ya iyalah” jawab mereka semua. Setelah makan bersama, teman-teman Rio pamit untuk pulang.

Sekarang Alvin sudah kembali tinggal di rumahnya bersama papa dan adiknya, Ify. Ia berhasil memperbaiki hubungan dengan papanya. Sebenarnya, papa Alvin sangat menyayangi anaknya itu walaupun Alvin bukan anak kandung. Shilla juga tidak tinggal di rumah Cakka lagi. Cakka menjelaskan pada mama dan papa Shilla kalau Shilla itu tidak gila. Mereka percaya dan akhirnya Shilla tinggal bersama keluarganya lagi. Dan Ray kembali menjadi anak kost. Mereka berenam bisa hidup tenang sekarang, tanpa gangguan bayangan-bayangan hitam seperti dulu lagi.

Next Part >>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar