Sabtu, 20 Oktober 2012

Persahabatan dan Kematian (Part. 1)


PERSAHABATAN DAN KEMATIAN -part 1-

Rio berjalan menuju kelasnya. Sudah cukup ramai disana. Ia duduk di tempat duduknya dan mulai membuka-buka buku pelajaran.
“Rajin amat lo, yo” komentar seseorang.
“Eh, lo Dev” kata Rio.
“Yo, besok lo ikut, kan?” tanya Deva.
“Kemana?” tanya Rio.
“Ya elah, baru juga kemaren pengumumannya, udah lupa lo. Lo ikut kegiatan pecinta alam besok, kan?” tanya Deva.
“Oh, itu. Ya iyalah, secara Keke juga ikut gitu loh” jawab Rio.
“Yah..Rio. Pacaran melulu kerjaan lo” kata Deva.
“Hehehe..” Rio nyengir.
“Ya udah, gue ke kelas dulu ya” kata Deva. Lalu, Deva kembali ke kelasnya. Sekitar 3 menit kemudian, bel masuk pun berbunyi. Maka dimulailah pelajaran pada hari itu.
Pulang sekolah di parkiran…
“Deva, lo baek kan? Hari ini gue nebeng, dong” kata Rio.
“Lha? Motty mana?” tanya Deva.
“Motty lagi istirahat di bengkel. Ntar sore gue jemput” jawab Rio. Motty adalah nama yang diberikan Deva untuk sepeda motor Rio.
“Okelah kalau begitu. Let’s cabut” kata Deva. Deva mengantar Rio pulang.
“Thanks, bro” kata Rio.
“Sama-sama. Gue pulang dulu, ya” kata Deva. Rio masuk ke dalam rumahnya dan langsung menuju kamar. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dan menghela napas panjang. Tidak lama kemudian ia pun tertidur. Dalam tidurnya, Rio bermimpi aneh. Banyak bercak darah, orang-orang mengerumuni dirinya, teriakan, tangisan dan penyesalan.
“Nggak!” teriak Rio. Lalu, ia terbangun.
“Ya Tuhan, mimpi apa aku barusan?” ujar Rio. Ia baru sadar kalau ia masih memakai seragam sekolahnya. Ia bergegas mandi dan ganti baju.
“Ma, besok Rio ada kegiatan pecinta alam” kata Rio pada mamanya saat makan malam.
“Oh ya?” tanya mama Rio.
“Iya, ma. Lusa baru pulang” jawab Rio.
“Ya udah, habis makan kamu istirahat, ya? Biar besok tenaga kamu full” kata mama Rio.
“Oke, ma” jawab Rio. Rio segera menghabiskan makanannya. Setelah itu, ia tidur. Dan mimpi aneh itu terulang kembali. Rio terbangun. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya.
“Apa maksud mimpi tadi?” ujar Rio. Malam itu, ia tidak bisa tidur.
Besoknya…
“Hati-hati ya, Rio” pesan mamanya.
“Iya, ma” jawab Rio. Bus yang membawa 20 orang penumpang itu meninggalkan SMA Harapan. Rio memilih duduk bersama Keke. Di dalam perjalanan, Rio melihat ada bercak darah di baju Keke.
“Ke, lo luka ya?” tanya Rio.
“Nggak, kok. Emangnya kenapa, yang?” tanya Keke.
“Di baju lo ada bercak darahnya, Ke” jawab Rio. Keke mengecek bajunya. Tidak ada noda sedikit pun.
“Nggak ada apa-apa, kok Yo” kata Keke.
“Beneran, ada bercak darah di baju lo” kata Rio. Keke bingung.
“Deva, kata Rio ada bercak darah di baju gue. Emang ada, ya?” tanya Keke pada Deva yang duduk di belakang mereka.
“Nggak ada tuh” jawab Deva.
“Tuh, kan. Nggak ada, Yo” kata Keke pada Rio.
Rio bingung. Matanya melihat ke baju Keke. Masih ada bercak darah disana. Tiba-tiba, Rio merasa ada seseorang yang memperhatikannya.


NEXT PART >>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar