Sabtu, 20 Oktober 2012

Persahabatan dan Kematian (Part 8)

Persahabatan dan Kematian (Part 8)


Rio membuka matanya. Ia berada dalam sebuah kamar yang sangat besar.
“Gue dimana?” gumam Rio.
“Lo ada di rumah gue” jawab seorang cowok. Rio seperti pernah melihat cowok itu. ia seorang anak pengusaha ternama.
“Lo? Kalo nggak salah lo itu Cakka Kawekas Nuraga, kan?” tanya Rio. Cowok itu tersenyum.
“Iya, gue Cakka” jawab Cakka. Lalu melanjutkan.
“Tadi lo pingsan di jalan, trus gue bawa kesini” kata Cakka.
“Makasih atas bantuan lo” kata Rio. Ia berdiri dan bermaksud untuk pulang. Tapi, Cakka menahannya.
“Bayangan hitam” kata Cakka.
“Kok lo tau soal itu?” tanya Rio.
“Lo tadi ngigau manggil nama Keke, Deva, papa dan terakhir bayangan hitam sialan” jawab Cakka.
“Gue juga ngeliat bayangan itu sebelum orang yang paling gue sayang tewas mengenaskan” lanjut Cakka.
“Siapa?” tanya Rio.
“Pelayan pribadi gue yang udah ngerawat gue dari gue kecil. 3 hari yang lalu, gue nemuin dia udah tewas di gudang bawah tanah” jawab Cakka. Pandangan matanya kosong.
“Bayangan hitam itu juga udah ngerenggut semua kebahagiaan dalam hidup gue. Pertama, dia ngebunuh cewek gue, lalu sahabat gue dari kecil, dan terakhir bokap gue.
Gara-gara itu, nyokap gue sekarang depresi dan harus masuk rumah sakit jiwa” jelas Rio. Cakka terkejut mendengar cerita Rio. Ia tidak menyangka ada orang yang lebih menderita daripada dia.
“Sorry, gue nggak..” kata-kata Cakka terputus.
“It’s OK. Oh ya, gue Rio” kata Rio memperkenalkan diri.
“Gue Cakka. Lo udah tau, kan? Ini, minum obat dulu” kata Cakka sambil memberikan obat dan segelas air putih pada Rio.
“Thanks” Rio meminum obat yang diberikan Cakka.
“Gue pulang dulu. Makasih atas bantuan lo” kata Rio
“Lo boleh datang ke sini kapan aja, Yo. Pintu rumah gue selalu terbuka untuk lo” kata Cakka.
“Thanks. Cak. Lo tinggal sama siapa di rumah segede ini ?” tanya Rio.
“Sama pembantu dan sopir gue” jawab Cakka.
“Besok gue ke sini lagi. Sekali lagi makasih, ya” kata Rio. Rio pulang ke rumahnya.
“Alvin dan Cakka. Udah dua orang yang punya tragedi sama ama gue. Tapi, sampai sekarang gue nggak bisa nemuin cewek yang ada di dalam mimpi gue” gumam Rio. Tiba-tiba, hp nya berbunyi.
“Halo?” kata Rio.
“Halo? Kak Rio, ini Ify. Ada yang mau gue omongin, kak” kata Ify.
“Oh, ya udah. Kita ketemu dimana?” tanya Rio.
“Gue aja yang ke rumah lo, kak. Alamatnya dimana?” tanya Ify.
“Perumahan Asri blok B nomer 5” jawab Rio.
“Ya udah, gue kesana sekarang” kata Ify. 10 menit kemudian, terdengarlah suara klakson mobil. Rio membuka pagar. Terlihat sebuah mobil jazz sport warna biru. Tak lama kemudian, turunlah seorang gadis. Dialah Ify.
“Masuk, Fy” ajak Rio. Ify masuk ke rumah Rio. Ia kagum melihat rumah Rio yang besar dan
rapi.
“Rumah lo rapi banget, kak” puji Ify.
“Thanks, Fy” jawab Rio. Ia pergi menuju dapur untuk mengambil minuman untuk Ify. Sementara Rio mengambil minum, Ify melihat-lihat foto keluarga Rio. Ia terkejut melihat foto seorang cowok yang berdiri di samping Rio.
“Minum dulu, Fy” kata Rio sambil membawa segelas jus jeruk untuk Ify. Ify segera duduk di sofa ruang tamu Rio dan meminum minumannya sedikit.
“Nyokap lo mana, kak?’ tanya Ify.
“Dirawat di rumah sakit jiwa” jawab Rio.
“Ha? Kok gitu?” tanya Ify.
“Mama depresi berat. Dan dia musti terapi dan dapet pengawasan dari dokter” jawab Rio.
“Oh ya, apa yang mau lo omongin ke gue?” lanjut Rio.
“Gue yakin sama yang gue omongin ke lo kemarin ini, kak” kata Ify.
“Bahwa bayangan hitam itu nggak cuma satu?” tanya Rio. Ify mengangguk.
“Gue ngeliat mereka lagi. Bayangan yang punya sosok cewek mirip banget sama Dea, sahabat kak Alvin”
jawab Ify.
“Yang satu lagi?” tanya Rio. Ify menggeleng.
“Yang gue tau yang satu lagi wujud aslinya cowok. Mirip sama dia” Ify menunjuk ke sebuah foto. Foto Rio dan seorang cowok yang lebih tua darinya.
“Kak Tian?” tanya Rio. Ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ify.
“Kak Tian itu siapa lo, kak?” tanya Ify.
“Kakak gue. Dia udah lama hilang” jawab Rio.
“Hilang?” tanya Ify.
“Iya. Waktu kita sekeluarga pergi liburan 3 tahun lalu” jawab Rio. Rio tak menyangka Tian ada hubungan dengan semua ini.
“Lo udah kasih tau Alvin soal ini?” tanya Rio.
“Belum, kak. Gue takut luka hati kak Alvin kebuka lagi” jawab Ify. Rio mengerti.
“Oh ya, lo tau Cakka Kawekas Nuraga, kan? Anak pemilik Nuraga Company?” tanya Rio.
“Iya, kak. Emang kenapa?” tanya Ify balik.
“Dia juga sama ama gue dan kakak lo” jawab Rio.
“Maksud kakak?” tanya Ify lagi.
“Dia juga ngeliat bayangan hitam itu” jawab Rio.
“Kita harus kasih tau kak Alvin” kata Ify.
“Besok lo bawa Alvin kesini” kata Rio.
“Oke, kak. Ya udah, gue pulang dulu ya, kak” pamit Ify. Rio mengantar Ify sampai ke pintu depan. Lalu, ia masuk kembali kedalam rumah.
Keesokan harinya di rumah Rio…
“Cakka? Cakka Kawekas Nuraga itu?” tanya Alvin.
“Iya, Vin. Sekarang kita ke rumah Cakka” jawab Rio.
“Tunggu. Lo tau rumah dia, kak?” tanya Ify.
“Iya, kemarin dia nolong gue waktu gue pingsan di jalan” jawab Rio. Mereka bertiga berangkat menuju rumah Cakka.
“Hai, Rio. Silahkan masuk” kata Cakka. Rio, Alvin dan Ify masuk ke dalam rumah Cakka.
“Mereka siapa, Yo?” tanya Cakka.
“Ini Alvin dan adeknya, Ify” jawab Rio.
“Hai, gue Alvin” kata Alvin.
“Gue Ify” kata Ify.
“Hai, Vin, Fy” kata Cakka.
“Cak, mereka berdua juga ngeliat bayangan itu. Bahkan, Ify udah ngeliat wujud aslinya” kata Rio.
“Ha?” Cakka tidak percaya.
“Ify bisa ngeliat hal-hal yang nggak bisa kita liat, Cak” kata Alvin.
“Mirip Shilla” gumam Cakka.
“Siapa, Cak?” tanya Ify.
“Shilla. Sepupu gue. Dia juga punya indra keenam” jawab Cakka.
“Trus dia dimana sekarang?” tanya Rio.
“Di rumah sakit jiwa. Dia dianggap gila sama keluarganya” jawab Cakka.
“Lo punya fotonya?” tanya Rio. Ia teringat dengan cewek pasien rumah sakit jiwa yang ada dalam mimpinya. Cakka mengangguk dan mengambil sebuah foto dari kamarnya. Ia memperlihatkan pada Rio.
“Dia!! Dia yang ada dalam mimpi gue. Ini cewek itu, Vin” kata Rio.
“Lo bisa anterin kita ke rumah sakit tempat dia dirawat?” tanya Alvin. Cakka mengangguk. Kali ini mereka pergi dengan mobil Cakka. Sampailah mereka di sebuah rumah sakit jiwa yang sepertinya kurang terawat.
“ Untung mama nggak dirawat disini” batin Rio.
“Disini, Cak?” tanya Rio. Cakka mengangguk. Mereka menuju sebuah kamar. Ketika pintu kamar itu dibuka, terlihatlah seorang gadis yang sedang duduk di atas tempat tidur.
Pandangan matanya sayu dan kosong.
“Shilla” panggil Cakka. Gadis itu menoleh.
“Cakka?” tanya gadis yang dipanggil Shilla itu.
“Iya, ini gue. Gimana keadaan lo, Shil?” tanya Cakka.
“Gue tadi dikasih obat penenang lagi, Cak. Badan gue nggak kuat nahan zat obat itu” jawab Shilla. Rio, Alvin dan Ify terkejut melihat kondisi Shilla.
“Lo ngeliat bayangan itu lagi?” tanya Cakka.
“Iya. Dan waktu gue teriak minta tolong, mereka malah nyuntikin obat penenang ke gue” Shilla menangis. Cakka memeluk sepupu tercintanya itu.
“Oh iya, gue bawa temen nih” kata Cakka sambil menghapus airmata Shilla.
“Hai, Shil” sapa Rio, Alvin dan Ify.
“Hai” kata Shilla.
“Gue Rio, ini Alvin dan ini Ify” kata Rio memperkenalkan dirinya dan teman-temannya pada Shilla.
“Rio, gue turut berduka, ya. Atas kepergian cewek, sahabat dan bokap lo” kata Shilla.
“Alvin dan Ify, gue turut berduka atas kepergian kakak kalian” lanjut Shilla.
“Kok lo bisa tau?” tanya Rio.
“Shilla bisa liat kenangan duka setiap orang” jawab Cakka.
“Duka?” tanya Alvin.
“Iya. Cuma kejadian duka. Gara-gara ini gue di masukin kesini” jawab Shilla.
“Lo harus kabur dari sini, Shil” kata Ify. Shilla tersenyum.
“Makasih, Fy. Tapi, setiap gue mau kabur dari sini, dia muncul” kata Shilla.
“Dia?” tanya Alvin.
“Bayangan sialan itu. Dia selalu menghantui gue” jawab Shilla. Semuanya terdiam. Lalu, Rio mengalihkan pembicaraan.
“Shil, lo adalah cewek yang ada dalam mimpi gue” kata Rio.
“Tandanya lo harus nemuin orang yang ada dalam mimpi lo” jawab Shilla.
“Dan gue udah berhasil nemuin lo” tambah Rio.
“Sekarang kita semuanya udah berkumpul” kata Ify.
“Nggak, belum semuanya. Gue belum nemuin cowok yang ada dalam mimpi gue” kata Shilla.


NEXT PART >>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar