“emang yg di mimpi lo kaya gimana orang nya ??” tanya alvin kepada shilla
“iya bener, Siapa Shill?” tanya Rio.
“Gue nggak tau siapa dia. Yang jelas dia seorang drummer” jawab Shilla.
“Wah, susah nih” keluh Ify.
“Ya udah, nanti pasti kita bisa nemuin si drummer itu” kata Alvin.
“Shil, kita balik dulu, ya?” kata Cakka. Shilla mengangguk.
“Lo jaga diri, ya” pesan Rio.
“Iya” jawab Shilla. Mereka semua kembali ke rumah Cakka. Karena mobil Ify di parkir disana.
“Thanks, Cak” kata Alvin. Lalu, Alvin dan Rio masuk ke mobil Ify. Ify mengantar Rio pulang. Setelah itu, Ify mengantar Alvin ke kostan Gabriel.
“Kak Alvin, kakak tinggal di rumah Rio aja, kak” kata Ify dalam perjalanan.
“Lho? Kenapa?” tanya Alvin.
“Kak Rio Cuma sendirian di rumah” jawab Ify.
“Lha? Nyokap dia kemana?” tanya Alvin.
“Nyokap kak Rio depresi dan terpaksa dirawat di rumah sakit jiwa” jawab Ify. Alvin terkejut.
“Yang bener, Fy?” tanya Alvin.
“Iya. Kemarin kak Rio cerita sama Ify” jawab Ify.
“Kemarin? Ngapain kamu ke rumah Rio?” tanya Alvin.
“Eh? Nggak kok. Cuma mampir aja” jawab Ify. Lalu melanjutkan.
“Gimana, kak? Mau nggak kakak nemenin kak Rio di rumahnya?” tanya Ify.
“Boleh, deh. Tapi apa si Rio nggak keberatan?” tanya Alvin.
“Ya nggak lah, kak. Pasti kak Rio seneng. Dia butuh sahabat di samping dia” jawab Ify.
“Oke deh. Eh, Fy kamu suka sama Rio ya?” tanya Alvin.
“Kakak apaan sih? Nggak lagi” jawab Ify. Alvin hanya senyum-senyum. Sampailah mereka di kostan Gabriel. Ify turun menemani Alvin.
“Kak Iyel!!!” panggil Ify.
“Ify? Tumben kesini?” tanya Gabriel.
“Emang nggak boleh?” tanya Ify.
“Ya, nggak gitu juga sih” jawab Gabriel.
“Oh iya, Iyel. Mulai besok gue nggak disini lagi. Gue tinggal di rumah temen gue. thanks ya, selama ini lo udah mau nampung gue disini” kata Alvin.
“Nggak apa-apa, kok Vin. Sesama saudara harus saling membantu” kata Gabriel. Lalu, Ify pamit pulang pada Gabriel dan Alvin.
“Ify, darimana kamu?” tanya papa Ify.
“Eh, papa? Ify baru habis jenguk teman Ify yang sakit” jawab Ify. Lalu, ia langsung menuju kamarnya. Ia mengambil hpnya dan menelepon Rio.
“Ya, Fy. Ada apa?” tanya Rio.
“Kak, lo kan sendirian di rumah. Gue udah minta kak Alvin nemenin lo di rumah” jawab Ify.
“Nemenin gue? Gue bukan anak kecil lagi kali, Fy” kata Rio.
“Ya, gue juga nggak mau kak Alvin tinggal di kostan kak Iyel. Papa kayaknya curiga gara-gara gue main ke tempat kak Iyel terus. Gue nggak mau kak Iyel sama kak Alvin kena marah sama papa” kata Ify.
“Hm..boleh deh. Kapan Alvin pindah ke rumah gue?” tanya Rio.
“Besok” jawab Ify.
“Oke, deh” kata Rio lalu menutup pembicaran dengan Ify.
Malamnya…
Rio tidak bisa tidur. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Firasatnya mengatakan kalau ia harus segera pergi ke tempat Shilla. Rio percaya pada firasatnya. Ia segera memacu motornya ke rumah sakit jiwa tempat Shilla dirawat. Ternyata, firasat Rio benar. Rumah sakit jiwa itu terbakar. Banyak orang disana yang mencoba memadamkan api. Rio berlari menerobos kobaran api dan menyelamatkan Shilla. Tak lama kemudian, mobil pemadam kebakaran pun datang dan berhasil memadamkan api.
“Uhuk..uhuk!!” Shilla terbatuk.
“Shil, bangun. Lo udah selamat” kata Rio. Shilla membuka matanya.
“Rio?” panggil Shilla.
“Lo nggak apa-apa? Gue bawa ke rumah sakit, ya?” tanya Rio.
“Nggak. Nggak usah. Gue udah nggak apa-apa. Cuma luka sedikit” jawab Shilla.
“Ya udah. Kalo gitu lo ke rumah gue aja” kata Rio. Shilla mengangguk. Rio memberikan jaketnya pada Shilla.
“Udah malem. Dingin” kata Rio. Shilla tersenyum. Sesampainya di rumah Rio, Rio mengambil kotak P3K dan mengobati luka Shilla.
“Thanks, Yo” kata Shilla.
“Sama-sama. Malam ini, lo nginap disini aja dulu. Tenang, lo nggak bakal gue apa-apain, kok” kata Rio. Rio mengantarkan Shilla ke kamar tamu.
“Lo tidur disini, kalo ada apa-apa lo teriak aja” kata Rio. Shilla tertawa.
“Bentar. Gue cariin baju buat lo” kata Rio. Ia berlari ke kamarnya, lalu kembali ke kamar tamu.
“Nih, pake baju gue dulu. Sorry kegedean” kata Rio sambil memberikan sehelai baju kaos pada Shilla
“Thanks lagi” kata Shilla. Rio keluar dari kamar tamu. Shilla segera mengganti bajunya. Tak lama kemudian Shilla pun tertidur. Rio yang sudah berada di kamarnya pun langsung tidur.
Paginya…
Terdengar suara orang sedang memasak di dapur. Rio segera berlari ke dapur. Dilihatnya Shilla sedang memasak sarapan pagi.
“Shilla? Lo kan masih sakit?” tanya Rio.
“Lo udah bangun? Sorry gue lancang make dapur lo” jawab Shilla.
“Biar gue aja yang masak” kata Rio.
“Nggak usah, Yo. Lagian lo belum mandi. Mandi dulu sana” kata Shilla. Rio menurut. Setelah Rio selesai mandi, ia dan Shilla sarapan bersama. Ketika mereka sedang sarapan, terdengar bunyi klakson mobil. Rio membuka pintu.
“Hei, Vin, Fy. Masuk, yuk. Ada Shilla juga di dalam” kata Rio. Alvin dan Ify saling berpandangan. Lalu, masuk ke rumah Rio.
“Hai, Alvin, Ify” sapa Shilla.
“Hai, lo kok bisa disini?” tanya Alvin.
“Rio yang bawa gue kesini. Kalian udah sarapan? Kalo belum bareng aja” ajak Shilla. Kebetulan Ify dan Alvin memang belum sarapan. Mereka pun ikut sarapan bersama Rio dan Shilla.
“Yo, kok Shilla lo bawa kesini?” tanya Alvin.
“Lha? Masa dia gue tinggal di puing-puing rumah sakit jiwa” jawab Rio.
“Puing-puing?” tanya Ify.
“Iya. Rumah sakit jiwa tempat Shilla dirawat semalam kebakaran” jawab Rio. Setelah mereka selesai sarapan, Alvin menonton TV, Rio pergi ke kamarnya, Ify dan Shilla membereskan meja makan. Alvin merasakan getaran di hp nya. Ada telepon dari Cakka.
“Ya, Cak?” tanya Alvin.
“Vin, lo dimana?” tanya Cakka.
“Gue di rumah Rio. Ada apa?” tanya Alvin.
“Lo lagi nonton TV nggak? Kalo iya liat channel 7, rumah sakit jiwa tempat Shilla kebakaran semalam” jawab Cakka. Alvin segera mengganti channel TV.
“Vin, lo masih disana, kan?” tanya Cakka.
“Iya, Cak. Semua pasiennya meninggal” jawab Alvin.
“Gue khawatir sama Shilla, Vin” kata Cakka. Suaranya menandakan bahwa ia cemas.
“Lo tenang aja, Cak. Sepupu lo yang cantik itu ada di rumah Rio” kata Alvin.
“Ha? Yang bener lo? Gue kesana sekarang, ya?” kata Cakka. Ia ingin melihat keadaan Shilla.
“Oke, gue tunggu” kata Alvin.
“Kenapa, Vin?” tanya Rio menghampiri Alvin.
“Cakka mau ke sini. Dia mau ngeliat keadaan Shilla” jawab Alvin. Alvin kembali menonton berita bersama Rio. Mereka berdua terkejut melihat sebuah berita yang ditayangkan.
“Ada apa, Vin?” tanya Shilla. Alvin menunjuk ke TV.
“Sebuah kecelakaan telah menimpa band Holmes. Bis yang membawa mereka untuk pergi tur, menabrak pohon. Akibatnya, 4 dari 5 personil dinyatakan tewas. Sedangkan sang drummer, Ray berhasil selamat dari kecelakaan maut itu. Ray mengalami luka pada bagian kepala. Sekarang Ray masih dirawat di rumah sakit. Polisi masih mencari sopir bis yang dianggap lalai mengemudikan bis tersebut” kata penyiar berita itu. Sebuah foto diperlihatkan di layar TV.
“Itu cowok yang ada dalam mimpi gue” kata Shilla. Tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil. Itu mobil Cakka.
“Cak, kita udah tau siapa cowok yang ada di mimpi Shilla” kata Alvin.
“Siapa?” tanya Cakka.
“Raynald, drummer band Holmes. Sekarang dia ada di rumah sakit” jawab Ify.
“Kita ke rumah sakit sekarang?” tanya Shilla.
“Iya” kata Rio. Mereka semua pergi menuju rumah sakit dengan mobil Cakka. Ify sempat melihat nama rumah sakit tempat Ray dirawat saat melihat tayangan berita tadi.
Sesampainya di rumah sakit…
“Permisi, suster. Korban kecelakaan bus kemarin dirawat di kamar nomer berapa?” tanya Alvin.
“Namanya siapa, ya?” tanya suster itu.
“Ray. Muhammad Raynald Prasetya” jawab Shilla.
“Sebentar. Muhammad Raynald Prasetya di kamar VIP 57” kata suster itu. Rio cs segera menuju ke kamar VIP 57 yang terletak di lantai 3. Ify mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Alvin membuka pintu kamar itu. Kamar itu kosong. Alvin melihat ke balkon kamar. Seorang cowok seumurannya sedang berusaha memanjat ke atas pagar balkon. Cowok itu berniat bunuh diri..
NEXT PART >>>
NEXT PART >>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar