Sabtu, 20 Oktober 2012

Persahabatan dan Kematian (Part 6)

Persahabatan dan Kematian (Part 6)


Mama dan papa Rio segera membawa Rio ke kamarnya. Rio masih tak sadarkan diri. Tiba-tiba, Rio mengigau.
“Keke!! Deva!! Jangan tinggalin gue” Rio mengingau.
“Rio, bangun nak” kata papa Rio. Mama Rio mulai cemas. Tak lama kemudian, Rio membuka matanya. Mama dan papa Rio terlihat lega.
“Ma? Pa? Rio kenapa?” tanya Rio.
“Tadi kamu pingsan, Rio. Mama dan papa sangat cemas” jawab papa Rio. Rio termenung sesaat. Ia ingat semua yang terjadi pada dirinya.
“Deva!! Rio mau balik ke rumah sakit” Rio berdiri. Ia merasakan kepalanya masih sakit. Tiba-tiba, Rio terjatuh.
“Aduh!!” kata Rio sambil memegang kepalanya.
“Rio! Kamu harus istirahat dulu. Kamu baru sadar dari pingsan” kata mama. Rio terpaksa menuruti perkataan mamanya. Ia berbaring di tempat tidurnya.
Hari pemakaman Deva…
Suasana duka mengiringi jenazah Deva ke tempat peristirahatan terakhirnya. Ibu Deva sempat tidak sadarkan diri saat prosesi pemakaman. Ayah Deva tak kuasa menahan airmata saat melihat putra kesayangannya dimakamkan. Teman-teman Deva juga meneteskan airmata atas kepergian seorang cowok yang heboh dan ramah. Lain dengan Rio, ia tidak meneteskan airmata sedikit pun ketika Deva dimakamkan. Ia hanya termenung melihat Deva dimakamkan.
Setelah prosesi pemakaman selesai…
“Dev, lo tau nggak kenapa gue nggak netesin airmata sedikit pun saat lo dimakamin?” tanya Rio di samping makam Deva. Lalu, ia melanjutkan.
“Airmata gue nggak bisa keluar lagi saking sedihnya gue kehilangan lo. Tapi, gue bersumpah demi Keke dan lo, Dev. Gue nggak akan nyerah sampai gue nemuin siapa yang udah bikin lo berdua kayak gini” kata Rio. Tiba-tiba, Alvin datang menghampiri Rio.
“Vin?” kata Rio.
“Ngapain lo disini, Yo?” tanya Alvin.
“Deva meninggal, Vin” jawab Rio. Alvin sangat terkejut. Ia menepuk bahu Rio untuk menenangkan Rio.
“Gue turut berduka, Yo” kata Alvin.
“Thanks, Vin. Lo ngapain disini?” tanya Rio.
“Ke makam kakak gue” jawab Alvin.
“Gue mau cerita sama lo. Kita ke taman sekarang?” tanya Rio. Alvin mengangguk. Mereka berdua pergi menuju taman dengan motor Rio.
“Yo, Deva itu sahabat lo yang kemarin lo certain ke gue, kan?” tanya Alvin.
“Iya, Vin. Dan dia dibunuh sama bayangan hitam sialan itu” jawab Rio.
“Kita harus secepatnya nemuin cewek pasien rumah sakit jiwa itu, Yo” kata Alvin. Lalu melanjutkan.
“Lo inget kan, kalo lo ada di mimpi gue? Nah, cewek itu ada di mimpi lo, kan? Ini seperti sebuah sinyal untuk mencari orang yang ada dalam mimpi kita. Bisa jadi, orang itu ada hubungannya dengan peristiwa ini” kata Alvin
“Lo bener, Vin. Gue nggak bisa terima kematian Keke dan Deva” kata Rio.
“Mungkin Ify bisa bantuin kita, Yo” kata Alvin.
“Ify? Siapa itu?” tanya Rio.
“Adek gue. Lo bisa nemuin dia disini” kata Alvin sambil menyerahkan sebuah kertas berisi alamat.
“Ini rumah lo, Vin?” tanya Rio.
“Iya” jawab Alvin.
“Sekarang lo tinggal dimana?” tanya Rio.
“Di kost-kostan sepupu gue. Beruntung pemilik kostan itu mau nerima gue” jawab Alvin.
“Syukurlah” kata Rio. Lalu melanjutkan.
“Vin, lo tunggu disini sebentar. Gue bawa adek lo kesini” kata Rio. Alvin mengangguk. Rio segera memacu motornya menuju alamt yang diberikan Alvin. Sampailah ia di sebuah rumah bergaya minimalis berwarna abu-abu. Rio mengetuk pintu rumah itu.
“Ya…sebentar” sahut seseorang dari dalam rumah. Pintu rumah itu dibuka oleh seorang gadis.
“Cari siapa?” tanya gadis itu.
“Ify nya ada?” tanya Rio.
“Ya, saya sendiri” jawab cewek itu yang ternyata adalah Ify.
“Lo bisa ikut gue sebentar?” tanya Rio.
“Kemana?” tanya Ify.
“Pokoknya ikut aja” jawab Rio. Ify berfikir sebentar dan ia mengangguk. Ia pamit kepada orangtuanya dan segera naik ke motor Rio. Sampailah mereka berdua di taman tempat Alvin menunggu Rio. Mereka berdua turun dari motor dan berjalan menuju kursi taman. Disana, Alvin sedang duduk menunggu mereka. Ify yang melihat Alvin langsung berlari menghampirinya.
“Kak!” panggil Ify. Alvin menoleh. Ia berdiri dan langsung memeluk Ify.
“Aku kangen sama kakak” kata Ify.
“Iya, Fy. Kakak juga kangen sama kamu” kata Alvin.
“Kakak tinggal dimana sekarang?” tanya Ify.
“Di kostan kak Iyel, Fy” jawab Alvin.
“Ify ikut, ya?” tanya Ify.
“Jangan, Fy. Nanti papa khawatir” jawab Alvin.
“Oh ya, kakak itu siapa?” tanya Ify menunjuk Rio.
“Gue Rio. Teman Alvin” kata Rio memperkenalkan diri.
“Lo udah tau nama gue, kan?” tanya Ify. Rio mengangguk.
“Oh ya, kok kakak manggil Ify kesini? Ada apa kak?” tanya Ify.
“Kakak sama Rio butuh bantuan kamu, Fy” jawab Alvin.
“Bantuan apa, kak?” tanya Ify.
“Rio juga dihantui bayangan hitam yang udah ngebunuh kakak kita, Fy” jelas Alvin.
“Ha?” Ify terkejut.
“Iya. Pacar dan sahabat Rio udah meninggal dengan tragis” jawab Alvin.
“Gue turut berduka ya, kak Rio” kata Ify.
“Thanks, Fy. Oh iya, kok Ify bisa bantuin kita, Vin?” tanya Rio.
“Adek gue ini ajaib, Yo. Dia bisa ngeliat hal-hal yang nggak bisa kita liat” jawab Alvin.
“Lha? Gue kan bisa ngeliat tu bayangan. Berarti gue juga ajaib, dong” protes Rio.
“Kita cuma bisa liat bayangannya doang, kan? Ify udah liat wujud aslinya” kata Alvin.
“Ha? Kayak apa, Fy?” tanya Rio.
“Gue juga ngeliat sekilas, kak. Tapi yang jelas, bayangan itu sosok aslinya cewek” jawab Ify.
“Cewek?” tanya Rio.
“Iya” jawab Ify.
“Fy, kita berdua bakalan selalu butuhin bantuan lo. Lo mau kan, bantuin kita?” tanya Rio.
“Pasti. Gue juga mau balas dendam sama bayangan hitam yang udah ngebunuh kakak gue” jawab Ify.
“Itu baru namanya adek Alvin Jonathan Sindunata” kata Alvin mengacak-acak rambut Ify.
“Yo, lo bisa nganterin adek gue ini pulang, kan?” tanya Alvin pada Rio.
“Iya. Tapi lo ntar gimana?” tanya Rio pada Alvin.
“Tenang aja, gue bisa naik angkot. Lagian, kostan Gabriel nggak jauh dari sini, kok” jawab Alvin.
“Oke, deh” kata Rio. Ia segera menyuruh Ify naik ke motornya.
“Fy, kita ke makam Keke sama Deva dulu, ya” kata Rio.
“Ya, kak. Sekalian aja gue ke makam kakak gue” kata Ify. Mereka sampai di pemakaman umum. Rio dan Ify turun dari motor. Rio berjalan menuju makam Keke. Ify mengikuti.
“Ini makam pacar kakak?” tanya Ify. Rio mengangguk.
“Ke, gue bakalan jarang ke sini lagi. Gue harus nyelesain misteri kematian lo sama Deva.
Deva juga meninggal, Ke. Lo jangan marah, ya” kata Rio. Ia berdoa sejenak lalu beranjak dari
makam Keke ke makam Deva dan Ify berjalan menuju makam kakaknya.
“Deva, gue kesini lagi. Gue akan ngungkap misteri kematian lo. Gue bakalan jarang ke sini. Lo doain gue, ya sob. Motty pasti gue rawat” Rio berdoa sejenak di makam Deva. Saat Rio sedang berdoa,
tiba-tiba Ify berteriak. Rio terkejut. Ia segera menghampiri Ify



NEXT PART >>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar