Cowok itu berniat bunuh diri. Alvin segera berlari kearah balkon dan
menahan tangan cowok itu.
menahan tangan cowok itu.
“Hei, lo gila ya!!” kata Alvin.
“Ngapain lo nahan gue?! Gue nggak pantas hidup lagi!!” jawab cowok itu yang ternyata adalah Ray.
“Jangan lo sia-siain hidup lo!” kata Alvin. Rio dan yang lainnya masuk untuk mencegah Ray
bunuh diri.
bunuh diri.
“Jangan lo akhiri hidup lo dengan bunuh diri” kata Ify.
“Temen-temen gue udah manggil gue buat nyusul mereka” kata Ray.
“Nggak, Ray. Nggak semua masalah bisa diselesain dengan cara bunuh diri” jawab Shilla.
“Lo bodoh!!” kata Cakka. Semua orang yang ada di kamar Ray terdiam.
“Lo milih untuk bunuh diri daripada lo ngusut kematian temen-temen lo. Kita semua tau kalau lo itu nggak rela atas kematian mereka. Kita semua sama ama lo” lanjut Cakka.
“Sama?” tanya Ray.
“Iya. Pelayan bribadi gue yang udah ngurusin gue dari kecil tewas di gudang bawah tanah di rumah gue. Lo tau kenapa?” tanya Cakka. Lalu melanjutkan.
“Bayangan hitam itu yang udah ngebunuh dia” kata Cakka. Ray terkejut.
“Bayangan hitam? Sebelum kecelakaan gue juga ngeliat bayangan itu” batin Ray.
“Dan Rio. Pacar, sahabat dan bokapnya meninggal gara-gara bayangan itu juga” lanjut Cakka sambil menunjuk kearah Rio.
“Jadi kalian juga ngeliat bayangan itu?” tanya Ray. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.
“Iya. Dan kita butuh lo, Ray” kata Rio. Ray menyuruh Rio cs duduk di sofa kamar itu dan Rio cs
memperkenalkan diri masing-masing.
memperkenalkan diri masing-masing.
“Infus lo mana, Ray?” tanya Ify.
“Gue buka” jawab Ray. Ia menatap Ify.
“Lo? Gue pernah liat lo dalam mimpi gue” kata Ray.
“Lo juga dapet sinyal itu, Ray? Mimpi itu pertanda kalo kita harus nemuin orang yang ada dalam mimpi kita” kata Alvin.
“Maksud lo?” tanya Ray.
“Gue mimpi Rio datang dalam mimpi gue” jawab Alvin.
“Shilla ada dalam mimpi gue” sambung Rio.
“Gue mimpi, lo ada dalam mimpi gue” lanjut Shilla.
“Lo mimpi gue ada di mimpi lo dan gue mimpi Cakka ada dalam mimpi gue” kata Ify.
“Kamu nggak pernah cerita sama kakak, Fy?” tanya Alvin. Ify tersenyum.
“Ify tau kalau suatu saat Ify pasti ketemu sama orang yang ada dalam mimpi Ify” jawab Ify.
“Dan gue mimpi Alvin datang dalam mimpi gue” kata Cakka. Semua melihat pada Cakka.
“Gue mimpi sehari sebelum Rio datang ke rumah gue membawa Alvin dan Ify” lanjut Cakka.
“Berarti kita bener-bener udah ditakdirkan bertemu?” tanya Ray.
“Iya. Lo mau bantuin kita?” tanya Rio. Ray mengangguk.
“Besok gue udah boleh pulang dari rumah sakit ini” kata Ray.
“Oke, besok kita ke rumah lo. Alamatnya dimana?” tanya Rio.
“Gue disini ngekost bareng temen se-band gue” jawab Ray.
“Ha! Gimana kalo lo tinggal di rumah kak Rio aja?” usul Ify.
“Wah, boleh juga tu, Ray. Sekalian nemenin gue” jawab Alvin.
“Wah, wah. Jadi sekarang rumah gue jadi markas, nih?” tanya Rio.
“Yo, rumah lo kan gede. Kan banyak kamar di rumah lo” kata Alvin.
“Iya. tapi gedean rumah Cakka” jawab Rio.
“Ya jelaslah. Cakka kan anak pengusaha ternama” kata Shilla.
“Boleh deh” jawab Ray. Setelah berbincang-bincang selama 2 jam, Rio cs akhirnya pulang.
“Oh ya, Yo. Makasih ya udah bolehin gue nginep tadi malam” kata Shilla.
“Iya, sama-sama. Sekarang lo mau tinggal dimana?” tanya Rio.
“Hei, gue kan nggak sendiri disini. Gue bisa tinggal di rumah sepupu gue, Cakka” jawab Shilla. Rio hanya garuk-garuk kepala.
“Rio ngarep kalo lo tinggal disini lagi, Shil” sindir Alvin. Rio menyikut Alvin.
“Habis, masakan lo enak” kata Rio. Shilla tertawa.
“Besok gue masakin lagi, deh. Sekalian buat nyokap lo. Gue pengin jenguk dia” kata Shilla.
“Boleh, tuh. Besok habis jemput Ray, lo semua mau nemenin gue kan?” tanya Rio.
“Pasti”
Keesokan harinya…
“Thanks, ya udah mau ngejemput gue” kata Ray.
“It’s OK. Oh ya, habis ini kita jenguk nyokap Rio” kata Cakka.
“Dimana?” tanya Ray.
“Rumah sakit jiwa” jawab Rio.
“Ha?” Ray tidak percaya.
“Kenapa? Lo nggak percaya?” tanya Ify. Ray mengangguk.
“Nyokap kak Rio masuk rumah sakit jiwa karena depresi berat setelah bokap kak Rio meninggal” jawab Ify.
“Yo, sorry ya” kata Ray.
“Nggak apa-apa, kok. Cabut, yuk” kata Rio. Mereka berenam berangkat menuju rumah sakit jiwa dengan mobil Cakka. Sampailah mereka di rumah sakit jiwa tempat mama Rio dirawat.
“Permisi, suster. Dokter Rizky ada?” tanya Rio.
“Ada. Adek ini siapa, ya?” tanya suster itu.
“Mario” jawab Rio.
“Oh, dek Rio ya? Langsung masuk aja, dek. Dokter Rizky ada di dalam” kata suster itu. Rio masuk ke dalam ruangan dokter. Sedangkan teman-temannya menunggu di luar.
“Permisi, dok” kata Rio.
“Eh, Rio. Silahkan duduk” kata dokter Rizky.
“Gimana keadaan mama, dok?” tanya Rio.
“Setelah menjalani terapi selama beberapa hari ini, ibu anda mengalami kemajuan yang pesat. Beliau sudah bisa diajak bicara seperti dulu. Tapi, jangan sekali-kali menyebut tentang ayah anda di depan beliau. Beliau masih belum terlalu sehat” jawab dokter Rizky.
“Jadi, mama saya belum boleh pulang, dok?” tanya Rio.
“Belum. Tapi, kamu bisa jenguk ibu kamu sekarang” jawab dokter Rizky.
“Terima kasih, dok” kata Rio. Ia keluar dari ruangan dokter Rizky.
“Gimana, Yo?” tanya Alvin.
“Nyokap gue udah bisa diajak ngomong kayak dulu lagi. Tapi, gue harap lo semua nggak ngungkit masalah bokap gue” jawab Rio.
“Sip” jawab Cakka. Mereka diantar oleh suster ke sebuah kamar yang terpisah dengan pasien-pasien lainnya.
“Ma” sapa Rio. Mama Rio menoleh.
“Rio! Mama kangen banget sama kamu, nak” jawab mama Rio. Rio memeluk mamanya.
“Gimana keadaan mama?” tanya Rio.
“Mama nggak betah disini, sayang” jawab mama Rio. Rio tertawa.
“Mama kan belum sembuh benar. Sabar aja dulu, ma” kata Rio.
“Mereka siapa?” tanya mama Rio menunjuk teman-teman Rio.
“Oh, mereka berlima itu temen Rio, ma. Yang pake baju merah itu namanya Alvin, yang pake jaket hijau itu Cakka, yang gondrong itu Ray, yang rambutnya diiket namanya Shilla, trus yang pake bando itu Ify” kata Rio memperkenalkan teman-temannya.
“Siang, tante” sapa mereka serempak.
“Siang” jawab mama Rio.
“Oh ya, tante. Ini Shilla bawain makanan buat tante. Kata Rio, tante paling suka bubur ayam. Makanya Shilla bikinin bubur ayam khusus buat tante” kata Shilla sambil memberikan kotak makanan yang berisi bubur ayam.
“Makasih, Shilla” kata mama Rio. Selama 4 jam, mereka menemani mama Rio. Rio
menyempatkan diri untuk menyuapi mamanya. Setelah itu, mereka pulang.
menyempatkan diri untuk menyuapi mamanya. Setelah itu, mereka pulang.
“Ma, Rio pulang dulu ya” kata Rio.
“Tante, kami pulang dulu” kata teman-teman Rio.
“Iya, hati-hati. Makasih ya..” kata mama Rio. Lalu, mereka berenam pulang. Sampailah mereka di rumah Rio.
“Yo, nyokap lo tadi nggak kayak orang depresi” kata Ray.
“Iya. Gue juga kaget. Perkembangan kesehatan mama pesat” kata Rio. Tiba-tiba Ify berteriak.
“Kenapa, Fy?” tanya Alvin.
“Ify liat dia lagi, kak” kata Ify sambil menangis. Alvin langsung memeluk adik tercintanya itu.
“Gue udah nggak bisa tinggal diam lagi” kata Alvin.
“Guys, gimana kalo malam ini kita semua nginap disini?” tanya Cakka.
“Kita musti nyusun rencana” lanjutnya.
“Oke” jawab Shilla.
“Lo nggak keberatan kan, Yo?” tanya Cakka.
“Nggak, kok” jawab Rio. Rio mengantar Shilla dan Ify ke kamar tamu yang berada di lantai bawah, Cakka dan Ray di kamar tamu yang terletak persis di depan kamar Ify dan Shilla, sedangkan Alvin di kamar Rio. Ketika berjalan menuju kamar Rio, Alvin melewati sebuah kamar.
“Yo, ini kamar siapa?” tanya Alvin.
“Kak Tian” jawab Rio.
“Kak Tian?” tanya Alvin.
“Iya. Kakak gue” jawab Rio.
“Trus, dimana dia sekarang?” tanya Alvin.
“Dia hilang. 3 tahun lalu waktu kita sekeluarga pergi liburan. Sampai sekarang nggak ada kabarnya” jawab Rio. Alvin sangat prihatin pada temannya yang satu ini.
“Sorry, yo” kata Alvin.
“Nggak apa-apa. Yuk, masuk” ajak Rio. Alvin masuk ke kamar Rio. Ia kagum melihat kamar Rio. Kamar itu luas dan besar. Dindingnya berwarna biru muda. Alvin memperhatikan sekeliling kamar Rio. Matanya tertuju pada dua buah pigura foto. Yang satu terpampang foto Rio dan seorang cowok yang lebih tua darinya.
“Pasti itu Tian” pikir Alvin. Satu lagi adalah foto Rio bersama seorang gadi yang seumuran dengannya. Gadis itu sangat cantik.
“Cantiknya. Dia pasti Keke” batin Alvin. Rio mengeluarkan extra bednya.
“Kamar lo keren, yo” puji Alvin.
“Thanks, Vin. Oh ya, taruh aja barang-barang lo disana. Kita ke bawah sekarang” kata Rio. Alvin meletakkan barang-barangnya lalu mengikuti Rio ke lantai bawah.
Di ruang keluarga…
“Oke, gue bener-bener udah nggak tahan lagi sama bayangan yang selalu menghantui kita” kata Cakka.
“Gue juga udah capek berurusan sama bayangan itu” tambah Shilla.
“Sorry, guys. Gue mau jujur sama kalian semua” kata Ify tiba-tiba.
“Kenapa, Fy?” tanya Ray.
“Gue minta maaf karena udah nyembunyiin sesuatu yang besar dari kalian semua” kata Ify sambil menunduk.
“Apa itu, Fy?” tanya Alvin.
“Sebenernya…” kata Ify.
“Sebenernya apa, Fy?” tanya Cakka.
“Sebenernya apa, Fy?” tanya Cakka.
“Sebenernya bayangan hitam itu nggak cuma satu” jawab Ify. Semuanya terkejut, kecuali Rio. Karena dia sudah tahu sebelumnya.
“Kenapa lo baru bilang sekarang, Fy?” tanya Cakka.
“Sorry. Kemarin gue belum yakin sama apa yang gue liat” jawab Ify.
“Berarti bayangan hitam yang menghantui kita wujud aslinya berbeda-beda” komentar Ray.
“Gue baru liat dua sosok aslinya” kata Ify.
“Tiga. Gue juga udah ngeliat bayangan yang selalu menghantui gue” tambah Shilla.
“Kayak apa?” tanya Alvin.
“Sebelumnya, Ify minta kak Alvin jangan sedih, ya” kata Ify. Alvin mengangguk.
“Bayangan yang udah ngebunuh kakak kita mirip banget sama Dea, kak” kata Ify. Alvin terdiam. Ia tidak menyangka nama itu akan muncul kembali dalam hidupnya.
“Satu lagi?” tanya Cakka.
“Mirip sama dia” Ify menunjuk foto Tian.
“Itu siapa, Yo?” tanya Shilla.
“Kak Tian. Kakak gue yang hilang 3 tahun lalu” jawab Rio.
“Yang lo liat, Shil?” tanya Ray.
“Kiki” jawab Shilla. Cakka terbelalak.
The Best Online Casino Sites Of 2021
BalasHapusOnline casinos offer the best games, from the latest slots to video poker to table tennis. Sign up now and get your FREE £10 welcome bonus and What Is The Best Online luckyclub.live Casino Site?How Do Online Gambling Sites Work?