Persahabatan dan Kematian (Part. 2)
“Deg!” jantung Rio berdegup kencang. Ia melihat ke seluruh sisi bus. Sekilas ia melihat sesosok bayangan di bagian belakang bus.
“Apa itu?” pikir Rio.
“Yo, lo kenapa sih? Dari tadi aneh banget” tanya Keke.
“Nggak, kok. Gue nggak apa-apa” jawab Rio.
“Beneran?” tanya Keke meyakinkan. Rio tidak ingin pacarnya itu khawatir.
“Iya, ke” jawab Rio sambil menggenggam erat tangan keke. Beberapa jam kemudian, akhirnya bus yang ditumpangi Rio sampai di tempat tujuan. Tempat itu berupa sebuah bukit yang dikelilingi dengan kebun teh. Mereka semua menginap di sebuah penginapan yang telah mereka sewa.
“Yo, ke kamar yuk!” ajak Deva. Rio yang sedang berbicara dengan Keke mengangguk.
“Ke, gue ke kamar dulu, yah” kata Rio.
“Iya. Gue juga mau ke kamar. Capek nih” jawab Keke. lalu rio pergi menuju kamar penginapan bersama Deva.
Di kamar..
“Dev, baju lo kok ada bercak darah kayak Keke tadi?” tanya Rio. Deva melihat bajunya.
“Ah, nggak ada kok” jawab Deva. Rio jadi semakin bingung.
“Kok cuma gue sih, yang ngeliat darah itu?” pikirnya.
“Yo, lo kenapa sih? Dari tadi pagi gue liat lo tu aneh” tanya Deva.
“Nggak, kok. Gue nggak apa-apa” jawab Rio.
“Ya udah, deh. Ke bawah, yuk. Bentar lagi makan siang” ajak Deva.
“Oke” jawab Rio. Mereka berdua berjalan menuju ruang makan penginapan itu. Disana, sudah ada Keke dan beberapa murid lainnya. Keke sudah ganti baju. Namun, Rio masih melihat bercak darah di baju Keke.
“Gue nggak boleh mikirin itu lagi” batin Rio. Ia berjalan menuju tempat Keke.
“Hai, keke” sapa Rio.
“Hai, Rio. Lama amat. Makan, yuk” ajak Keke
“Iya” jawab Rio. Lalu, mereka semua mulai makan siang.
“Oke, semuanya. Kegiatan akan kita mulai sore ini. Kakak sudah membagi kalian berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 3 orang. Silahkan lihat di pintu kamar kalian masing-masing. Terima kasih” kata kak Winda. Semua peserta kegiatan itu kembali ke kamar masing-masing.
“Yo, kita sekelompok” kata Deva.
“Yes! Tapi satu lagi siapa?” tanya Rio.
“Keke” jawab Deva.
“Yippie!” seru Rio saking girangnya. 2 jam lagi semua kelompok yang telah dibagi berkumpul di tempat yang sudah tertera di kertas pengumuman. Rio, Deva dan Keke menghabiskan waktu yang 2 jam itu dengan mendengarkan lagu dari ipod masing-masing. Tanpa sadar, Rio pun tertidur dan mimpi aneh yang sama terulang kembali.
“Nggak, jangan!!” teriak Rio.
“Yo, Rio. Bangun, Yo” Deva membangunkan Rio.
“Ha?” Rio terbangun dan menyadari bahwa yang tadi itu mimpi.
“Lo ngigau, Yo” kata Keke.
“Gila lo, ya! Siang-siang gini ngigau” tambah Deva.
“Gue keluar dulu. Mau cari udara segar” kata Rio. Ia berjalan keluar sambil memikirkan hal-hal aneh yang terjadi padanya.
“Apa sebenarnya maksud semua ini?” Rio bertanya-tanya dalam hatinya. Tiba-tiba, ia melihat sekelebat bayangan hitam lewat di depannya. Sekilas, ia melihat mata yang berwarna merah pada bayangan itu. Seketika itu juga, Rio jatuh terduduk. Sudah dua kali Rio melihat bayangan itu. Tiba-tiba, ia merasakan bahunya dipegang.
NEXT PART >>>
NEXT PART >>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar